Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Gelombang 3 Saat Libur Nataru, Satgas Prediksi Puncak Kasus Aktif Capai 400.000

Kompas.com - 30/11/2021, 14:00 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 memprediksi kemungkinan naiknya kasus Covid-19 di Tanah Air saat libur Natal 2021 dan tahun baru 2022 (Nataru).

Terdapat beberapa skenario yang dibuat oleh Satgas Covid-19 yang sumbernya diambil dari data yang dimiliki.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, pihaknya memprediksi dengan memasukkan beberapa faktor risiko sejak awal November hingga 19 Februari 2022.

Faktor risiko tersebut adalah mobilitas masyarakat, kepatuhan protokol kesehatan, hingga skenario munculnya varian baru yang lebih menular.

Skenario pertama, kata Dewi, merupakan kondisi yang ideal, yakni dengan telah terbentuknya herd immunity di masyarakat, mobilitas yang terjaga, serta tidak adanya varian baru.

Baca juga: 4.255.268 Kasus Covid-19 Indonesia dan Upaya Hindari Gelombang Ketiga

"Namun melihat data sekarang herd immunity belum terbentuk, (vaksinasi) masih 40 persen, Desember juga (vaksinasi) belum terkejar 70 persen selesai sehingga diprediksi mulai naik, mobilitas tinggi tapi kepatuhan protokol kesehatannya cukup baik," kata Dewi di acara talkshow Satgas Covid-19, Senin (29/11/2021).

"Naik, tapi maksimalnya hanya sekitar 70.000-an kasus aktifnya saja. Itu puncaknya sekitar 70.000 kasus," lanjut dia.

Skenario selanjutnya adalah ketika herd immunity belum terbentuk tetapi mobilitas tinggi, dan kepatuhan protokol kesehatannya rendah.

Dari skenario tersebut, kasus diprediksi langsung naik hingga di angka 260.000 puncak kasus aktif.

Kemudian, dalam skenario herd immunity belum terbentuk, mobilitas tinggi, dan kepatuhan rendah yang juga memasukkan varian baru Covid-19 lebih menular, dalam kondisi saat ini kasus aktif diprediksi bisa meningkat hingga 400.000 kasus.

Baca juga: Hindari Gelombang Ketiga, Satgas Ungkap Kunci Penanganan Covid-19 Saat Nataru

Namun, ujar dia, angka varian baru yang dimasukkan ke dalam skenario itu hanya sekitar 40-50 persen lebih menular dari varian sebelumnya.

"Puncak kita mungkin tidak akan setinggi yang lebih dari ini karena vaksinasinya mungkin sudah jauh lebih luas cakupannya dibandingkan (kenaikan kasus) saat libur Idul Fitri," kata dia.

"Jadi kalau yang sekarang naik, cuma angkanya mungkin hanya di kisaran sampai dengan 400.000-an saja," lanjut Dewi.

Berdasarkan variabel dari skenario-skenario itu, maka yang harus dikejar adalah penyelesaian vaksinasi, menjaga dan mengendalikan mobilitas dengan memberlakukan PPKM, serta kepatuhan protokol kesehatan masyarakat yang harus dipantau dan disosialisasikan.

Tidak kalah penting adalah pencegahan varian baru Covid-19, yakni Omicron yang muncul saat ini dengan menutup pintu-pintu kedatangan, skrining berlapis bagi orang yang datang dari luar atau dari dalam ke luar serta domestik.

"Ini semua untuk menghindari varian-varian yang ada. Dari setiap variabel di sini harus diejawantahkan dalam bentuk strategi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kasus 'Ferienjob', Dirjen HAM Sebut Mahasiswa yang Akan Kerja Perlu Tahu Bahaya TPPO

Soroti Kasus "Ferienjob", Dirjen HAM Sebut Mahasiswa yang Akan Kerja Perlu Tahu Bahaya TPPO

Nasional
Mengkaji Arah Putusan MK dalam Sengketa Pilpres 2024

Mengkaji Arah Putusan MK dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Densus 88 Tangkap 7 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Densus 88 Tangkap 7 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Nasional
Mantan PM Inggris Tony Blair Temui Jokowi di Istana

Mantan PM Inggris Tony Blair Temui Jokowi di Istana

Nasional
Pendukung Akan Aksi di MK, TKN: Turun ke Jalan Bukan Gaya Prabowo Banget, tetapi Keadaan Memaksa

Pendukung Akan Aksi di MK, TKN: Turun ke Jalan Bukan Gaya Prabowo Banget, tetapi Keadaan Memaksa

Nasional
Menlu China Wang Yi Datang ke Istana untuk Temui Jokowi

Menlu China Wang Yi Datang ke Istana untuk Temui Jokowi

Nasional
Suami Zaskia Gotik, Sirajudin Machmud Jadi Saksi Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik, Sirajudin Machmud Jadi Saksi Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Banjir Dubai, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban

Banjir Dubai, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban

Nasional
Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Nasional
Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com