Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Jadi Anggota Kehormatan Banser, Anggota Komisi VI Nilai Bukan Politisasi

Kompas.com - 29/11/2021, 10:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menilai, dilantiknya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi anggota Kehormatan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama tak bermakna politisasi.

Pasalnya, ia berpandangan bahwa Banser adalah organisasi yang lebih banyak berkaitan dengan aktivitas sosial dan bukan politik.

"Banser itu bukan organisasi politik, jadi saya kira tidak ada kaitannya dengan politik. Ya kalau Banser itu lebih banyak pada gerakan aktivitas sosial, seperti bencana, menjaga kerukunan, dan itu belum masuk kategori aktivitas politik," kata Baidowi saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/11/2021).

Baca juga: Aksi Erick Thohir Minta Toilet SPBU Digratiskan Dianggap Ancang-ancang Pemilu 2024

Ketua DPP PPP itu mengatakan, anggota kehormatan Banser dipilih karena mereka aktivitas di lembaga yang bernaung di Nahdlatul Ulama itu.

"Anggota Kehormatan Banser ya saya kira namanya anggota kehormatan kan bukan anggota biasa, anggota yang dianggap berprestasi," ujar dia.

Pria yang akrab disapa Awiek itu menilai, Erick baru bisa diimbau karena berpotensi politisasi jika mengikuti aktivitas pelatihan sebagai kader politik.

Aktivitas itulah yang perlu diimbau kepada Erick untuk dihindari jika dirinya masih menjabat sebagai Menteri BUMN.

Baca juga: Pasang Video di ATM hingga Minta Toilet SPBU Gratis, Erick Thohir Dinilai Tengah Poles Citra Jelang 2024

Di sisi lain, Erick juga disebut merupakan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, yang juga bukan merupakan aktivitas politik melainkan ormas.

"Apakah itu juga dianggap sebagai sebuah aktivitas politik, kan tidak," ucap Awiek.

Atas penilaian-penilaian itu, sebagai salah satu anggota di Komisi VI yang merupakan mitra kerja BUMN, Awiek mengajak semua pihak tak mempersoalkan aktivitas Erick sebagai anggota Kehormatan Banser.

Ia juga menilai tak semua aktivitas atau intrik-intrik pergerakan tokoh-tokoh bangsa menjelang Pemilu 2024 dianggap mengarah sebagai langkah politik.

"Jadi jangan semuanya gerak gerik orang itu dikaitkan dengan politik," kata dia.

Baca juga: Alasan Ansor-Banser Terima Erick Thohir Sebagai Anggota Kehormatan

Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN Erick Thohir dilantik menjadi anggota kehormatan Banser.

Erick resmi menjadi anggota kehormatan Banser usai mengikuti seluruh rangkaian pendidikan dan pelatihan dasar.

Banser sendiri adalah bagian dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang merupakan badan otonom dari Nahdlatul Ulama (NU).

"Ini suatu penghormatan luar biasa yang tidak terhingga buat saya karena bisa menjadi keluarga besar Banser,” kata Erick seperti dilansir dari Antara, Minggu (28/11/2021).

Ia menambahkan, selama ini Banser telah berkomitmen jihad untuk Negara Kesatuan Indonesia (NKRI).

Organisasi itu juga dinilai menjunjung tinggi keberagaman dan perbedaan yang menjadi kekuatan bagi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com