Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAD Minta Prajuritnya Rangkul KKB, Anggota DPR: Ini Pendekatan Humanis

Kompas.com - 28/11/2021, 14:28 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizal menilai, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman tengah berupaya melakukan pendekatan humanis dalam menyelesaikan konflik di Papua.

Hal itu disampaikan Bobby menanggapi pernyataan Dudung yang meminta prajuritnya untuk merangkul kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Ini pendekatan humanis dan memastikan yang dikedepankan civil justice, bukan act of war seperti yang dikhawatirkan," ujar Bobby, dalam diskusi virtual yang digelar Medcom.id, Minggu (28/11/2021).

Baca juga: Arahan KSAD Dudung Abdurachman, Rangkul KKB, hingga Cintai Rakyat Papua

Bobby menyatakan, keinginan Dudung tersebut juga dapat membuat penanganan konflik di Papua menjadi satu atap.

Mengingat, dalam penanganan konflik di Bumi Cendrawasih, terdapat beragam aparat keamanan dan pertahanan yang dilibatkan dalam satuan tugas (satgas).

Dalam konteks ini, Bobby menyebut mereka sebagai "satgas gado-gado" karena aparat Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, hingga Polri diterjunkan secara bersamaan.

"Kita kadang-kadang bingung juga, kok ada BIN, ada polisi, ada TNI. TNI-nya juga macam-macam, bukan Rider saja, ada yang lain, ini kiranya dengan Pak Dudung tersebut mungkin ini akan menguatkan koordinasi satu atap," kata Bobby.

Di sisi lain, Bobby juga menyebutkan, postur pertahanan TNI di Papua masih kurang sekitar 3.000 prajurit.

"Secara formasi masih kurang 3.000 personel di sana (Papua), kurang. Postur keamanan di Papua itu masih sangat kurang," kata Bobby.

Baca juga: KSAD Dudung: Jangan Anggap KKB sebagai Musuh

Bobby menilai, postur pertahanan di Papua mempunyai formasi ideal apabila merujuk pada sebuah lokasi atau demografi. Misalnya, adanya pos militer di setiap 500 meter atau 5 kilometer di setiap wilayah.

Salah satu fungsi keberadaan pos ini adalah untuk menghubungkan satu lokasi dengan lokasi lain.

Hanya saja, ia menilai bahwa masih ada lokasi yang belum terkoneksi satu sama lain karena postur pertahanan yang masih kurang. Untuk itu, ia meminta postur pertahanan di Papua harus ditambah.

Apalagi, faktor alam di Papua umumnya menjadi dominasi KKB.

"Wilayah vegetasi alamnya merupakan faktor dominan, bukan kemampuan bersenjata para KKB tersebut, sehingga perlu sistem pertahanan regional yang lebih rapat," imbuh Bobby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com