KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyarankan agar pos pelayanan terpadu (posyandu) menjadi upaya penanganan kesehatan di desa-desa.
Menurutnya posyandu dapat mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) Desa atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Desa.
“Apalagi posyandu selama ini memang aktif mengundang partisipasi warga dan didukung oleh perangkat desa,” imbuh pria yang akrab disapa Gus Halim itu seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (26/11/2021).
Hal tersebut dibuktikan pada data yang menyebutkan Indonesia memiliki sebanyak 660.116 posyandu atau sekitar sembilan pos per desa.
Baca juga: Posyandu di Jakarta Pusat Kembali Dibuka, Warga Antusias
Adapun rinciannya, 245.718 posyandu aktif per bulan, 130.107 posyandu aktif per dua bulan, dan 284.291 posyandu dengan aktivitas tidak terjadwal dengan partisipasi warga di 70.086 desa atau setara 93 persen.
Pernyataan tersebut Gus Halim sampaikan saat menerima kunjungan perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di ruang kerjanya, Kamis (25/11/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan, pendanaan posyandu selama ini bersumber dari beberapa tempat, di antaranya Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), iuran warga, dan pendanaan lain seperti pemerintah daerah (pemda) setempat, hingga dana dari berbagai perusahaan.
Fungsi awal posyandu pun berfokus pada kesehatan ibu dan anak, persoalan gizi, imunisasi, dan program keluarga berencana.
Baca juga: Cegah Gizi Buruk, TP PKK Pusat Berikan Bantuan Makanan Bergizi ke Posyandu di Palu Timur
"Namun saat ini integrasi layanan posyandu sudah berupa posyandu remaja, lanjut usia (lansia), posyandu jiwa, dan layanan disabilitas," ucap Gus Halim.
Bahkan, kata dia, posyandu juga berperan dalam pelayanan pencegahan stunting dan ikut berperan aktif saat pandemi Covid-19 melanda desa.
Oleh karenanya, Gus Halim meyakini, posyandu bisa memberikan pelayanan praktis untuk masyarakat desa.
Ia berharap posyandu bisa mengembangkan unit layanan berupa kesehatan ibu dan anak, pendidikan usia dini, pendampingan remaja, pendampingan warga berusia lanjut, pendampingan disabilitas, dan penanganan penyakit kronis dan menahun.
Baca juga: PPKM Luar Jawa Bali Diperpanjang, Posyandu hingga Pasar Tetap Beroperasi 100 Persen
"Tak hanya itu, posyandu diharapkan bisa memberikan informasi dan pelaksanaan vaksinasi, pencegahan dan penanganan penderita Covid-19, penanganan keluarga miskin kronis, penyaluran bantuan sosial (bansos), hingga layanan pada warga desa lainnya," ucap Gus Halim.
Selain posyandu, Gus Halim juga menyarankan untuk memperluas kembali peran pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang berada pada level desa atau yang terkecil.
Tak hanya level desa, puskesmas diharapkan bisa melayani ke wilayah yang belum memiliki fasilitas kesehatan (faskes) yang layak.