Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Sebut Indonesia Harus Adaptasi Hadapi Globalisasi

Kompas.com - 25/11/2021, 12:56 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia harus beradaptasi dalam menghadapi globalisasi, serta membekali generasi muda untuk menguasai teknologi.

Hal tersebut dikarenakan Indonesia tengah menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi.

"Tidak ada pilihan lain. Kalau ingin Indonesia maju, maka kita harus masuk menjadi bagian dari masyarakat global. Tak kalah penting, harus membekali generasi muda untuk menguasai bidang teknologi," ujar Muhadjir di acara Seminar Nasional Sains dan Teknologi Universitas Udayana Bali, dikutip dari siaran pers, Kamis (25/11/2021).

Muhadjir mengatakan, munculnya pandemi Covid-19 telah mempercepat transformasi digital.

Baca juga: Karakteristik atau Ciri-ciri Globalisasi

Pandemi membuat masyarakat dipaksa menerima perubahan dari gaya hidup konvensional menjadi serba digital.

"Salah satu dampak yang paling kentara adalah di dunia pendidikan. Pandemi telah mempercepat inovasi dan invensi penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan media teknologi informasi," kata dia.

Muhadjir bahkan mengaku jika dirinya tidak mengira bahwa PJJ justru menjadi pembelajaran utama pada masa pandemi Covid-19.

Padahal sebelumnya PJJ merupakan pendekatan alternatif dalam pembelajaran.

"Namun, percepatan transformasi digital yang disebabkan pandemi bukanlah hal yang patut dibanggakan. Sebab percepatan kemajuan teknologi di masyarakat harusnya dihasilkan oleh riset-riset yang dilakukan SDM Indonesia," kata dia.

Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Globalisasi

Sayangnya, saat ini Indonesia menghadapi tantangan lain yakni kurangnya kualitas daya saing manusia.

Menurut laporan World Economic Forum (WEF), indeks daya saing global Indonesia dalam Global Competitiveness Index 2019 menempati peringkat 50 dari 141 negara.

"Itu karena Indonesia masih lemah dalam hal kesiapan teknologi dan efisiensi tenaga kerja yang keduanya terkait erat dengan kualitas SDM," ucap Muhadjir.

Oleh karena itu, Muhadjir pun berharap ke depannya akan lahir SDM-SDM profesional, yang mampu menguasi teknologi, menghasilkan riset-riset, dan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang tepat guna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com