Disamping mengejar target kecakapan digital di tingkat dasar, Johnny menjelaskan, pihaknya juga menyiapkan kebutuhan talenta digital tingkat menengah, yakni intermediate digital skills melalui program Digital Talent Scholarship (DTS).
“DTS berperan untuk kebutuhan-kebutuhan cloud computing, big data, artificial intelligence, internet of thing, virtual reality, augmented reality hingga yang dibutuhkan oleh tenaga-tenaga tingkat menengah,” ujarnya.
Dalam program yang ditujukan untuk membentuk intermediate digital skills, kata Johnny, Kemenkominfo telah merekrut 100.000 peserta per tahun. Bahkan pada 2022, ditargetkan sebanyak 200.000 orang dengan sasaran khusus kaum milenial.
“Untuk para milenial Indonesia, anak-anak kami tamatan sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat dan para sarjana-sarjana baru untuk mengambil bagian ini,” jelasnya.
Baca juga: Menko PMK Dorong Generasi Milenial Berkontribusi di Dunia Pertanian untuk Cegah Ketergantungan Impor
Tak hanya para milenial, lanjut Johnny, kegiatan tersebut juga melibatkan lebih dari 100 perguruan tinggi, seluruh pemerintahan provinsi (pemprov) dan daerah agar generasi muda dapat menguasai internet skills.
Selain di tingkat dasar dan menengah, dia menegaskan bahwa kecakapan digital juga diperlukan di tingkat atas atau advance skills yang diinisiasi melalui program Digital Leadership Academy (DLA).
“Kami menyiapkan juga program pelatihan Digital Leadership Academy untuk memastikan tersedianya kemahiran pemimpin digital dan menghasilkan digital policy, baik di sektor pemerintahan maupun di sektor privat,” ucap Johnny.
Bahkan, kata Johnny, program DLA tahun 2021 yang menargetkan 300 peserta itu telah bekerja sama dengan empat perguruan tinggi ternama di dunia, yakni National University of Singapore, Tsinghua University, University of Oxford, dan Harvard Kennedy School.
Baca juga: Beasiswa S1 National University of Singapore, Tunjangan Rp 62 Juta Per Tahun
“Kerja sama yang kami lakukan untuk menghasilkan dan menciptakan digital talent di Indonesia. Apakah itu cukup? belum cukup. Kebutuhan masih perlu agar seluruh ekosistem ikut bersama-sama,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.