JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono menilai, jumlah kasus infeksi Covid-19 di Indonesia lebih banyak daripada prediksi yang disampaikan Kemenkes.
Menurut Pandu, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia 10 kali lipat dari data yang terkonfirmasi.
"Menurut saya sudah 10 kali lipat ya, karena sebagian besar mereka yang terinfeksi tidak bergejala enggak ditesting makanya enggak ketahuan," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/11/2021).
Pandu mencontohkan, hasil survei serologi DKI Jakarta pada bulan Maret lalu menunjukkan hanya 10 persen mereka yang terinfeksi Covid-19 terdeteksi dalam sistem pendataan.
Baca juga: Kemenkes Prediksi Orang Terinfeksi Covid-19 di Indonesia Empat Kali Lipat dari Data
Hal ini, kata dia, sangat jauh dari jumlah kasus Covid-19 yang sebenarnya di DKI Jakarta.
Meski demikian, Pandu mengatakan, mereka yang sudah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi dan sudah menerima vaksinasi.
"Mereka yang kena infeksi walaupun tidak terdeteksi dalam sistem itu, mereka punya antibodi dan sebagian dari mereka sudah divaksinasi lagi juga, jadi double proteksi," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memprediksi, kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 3-4 kali lipat dari jumlah kasus yang terkonfirmasi saat ini.
Baca juga: UPDATE: Bertambah 394, Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 4.253.992
Nadia mengatakan, jika saat ini kasus Covid-19 mencapai 4 juta, diperkirakan jumlah kasus yang sebenarnya dapat menyentuh angka 16 juta. Namun, 12 juta kasus Covid-19 tidak tercatat dalam sistem.
Ia mencontohkan, DKI Jakarta dalam salah satu penelitian, hasilnya memperlihatkan bahwa hampir separuh penduduknya pernah terinfeksi Covid-19.
"Salah satu juga hasil seroprevalensi kita itu menunjukkan angka prevalensi Covid-19 itu adalah 14 persen. Jadi kalau kita lihat jumlah penderita Covid-19 terkonfirmasi ya kalau sekarang ini dilaporkan sekitar 4 juta itu kemungkinan bisa sekitar 15 atau 16 juta sebenarnya," kata Nadia dalam Diskusi Daring Alinea Forum, Selasa (23/11/2021) dikutip dari Kontan.co.id.
Baca juga: Ketua IDI: Pandemi Selesai jika Desember-Januari Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19
Nadia mengatakan, dengan perkiraan kasus Covid-19 tersebut, belum dapat dikatakan herd immunity sudah terbentuk.
Sebab, kata Nadia, secara teori herd immunity terbentuk dari adanya vaksinasi, sedangkan cakupan vaksinasi Indonesia belum mencapai 70 persen.
"Walaupun mungkin sudah ada orang yang memiliki kekebalan atau imunitas dari terinfeksi alamiah, tetapi terinfeksi alamiah itu tidak menjadi faktor dalam penghitungan target vaksinasi untuk bisa mengendalikan atau menurunkan laju penularan," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.