Laporan survei itu menunjukkan 70 persen organisasi melaporkan pimpinan tidak cukup untuk memahami tantangan-tantangan di era digital.
Kemudian, 60 persen organisasi juga memiliki kepemimpinan yang tidak mempunyai waktu untuk melakukan inisiasi dalam menuju inovasi digital.
Baca juga: Pemerintah Uji Coba Transformasi Digital Integrasi Bansos Nontunai
“Kemudian juga disampaikan di dalam riset tadi, 50 persen organisasi hanya fokus pada revenue pendapatan saat ini, tetapi tidak memikirkan bagaimana masa depan itu seperti apa. Dan 40 persen lainnya hanya melihat digitalisasi sebagai pendukung dari kegiatan operasional,” ujarnya.
Hary menyebut, data statistik dari Global Digital Practice tersebut memberikan gambaran kepada peserta DLA bahwa pelatihan digital yang diikuti sangat bermanfaat dan dapat membantu dalam melakukan penerapan di organisasi masing-masing.
Lebih lanjut, Hary juga mengapresiasi para peserta DLA yang berasal dari pimpinan lembaga dari sektor publik dan sektor privat tersebut.
“Kepada para peserta pelatihan DLA kami mengucapkan selamat. Hari ini merupakan hari yang terakhir dalam rangka program pelatihan DLA yang bapak ibu telah ikuti selama empat minggu,” jelasnya.
Dia yakin, dalam kurun waktu tersebut banyak wawasan dan pengalaman berharga selama mengikuti proses pembelajaran yang dikemas secara daring.
Baca juga: Lewat HUB.ID, Kemenkominfo Kembangkan Startup Digital di Indonesia
Hary juga mengapresiasi berbagai pihak yang telah membantu menyelenggarakan program pelatihan DLA, terutama peserta yang menuntaskan program ini dengan sabar, tekun, dan dedikasi.
“Insyaallah apa yang dipelajari ini bisa bermanfaat bagi diri kita dan juga organisasi pada saat sekarang dan masa yang akan datang,” ungkapnya.
Salah satu lulusan program DLA-University of Oxford Bayu Prawira Hie menyatakan, program ini merupakan pelatihan yang sangat dibutuhkan dunia swasta dan bisnis.
Menurutnya, berbagai tema dan materi pelatihan yang diperoleh dapat menjadi rujukan dalam membuat kebijakan.
Baca juga: 20 Tahun Berdiri, Kemenkominfo Kawal Transformasi Digital secara Progresif dan Visioner
“Bisa menjadi kebijakan yang ternyata memang tidak mudah, yang memang ternyata ada liku-likunya sendiri, ada prosesnya sendiri. Sehingga itu menjadi suatu pelajaran yang luar bisa buat saya,” ujarnya.
Bayu berharap, melalui program DLA pihaknya dapat membangun network baik antar sesama peserta dari berbagai institusi pemerintahan dan swasta maupun dari pihak mitra kerja.
Dengan harapan, lanjutnya, Indonesia lebih cepat maju mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Kemenkominfo, terima kasih kepada teman-teman semua atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk dapat mengikuti program ini,” katanya.