JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Helmi Basalamah mengaku pihaknya sudah melakukan analisis terkait banjir di Sintang dan sejumlah wilayah lain di Kalimantan yang berlangsung lebih kurang satu bulan.
Menurut Helmi, terdapat tiga faktor utama yang menjadi penyebab banjir di Sintang yang hingga kini belum kunjung surut.
"Tidak hanya berdiri satu sisi saja misalnya curah hujan. Kami analisa, ini di dalam tiga faktor utama, yakni faktor curah hujan, faktor bentang alam maupun landscapenya. Kemudian, faktor penggunaan lahan," kata Helmi dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IV dengan Eselon I KLHK, Senin (22/11/2021).
Baca juga: Ditanya Kapan KLHK Datangi Sintang yang Sudah Sebulan Banjir, Sekjen KLHK Jawab Hari Ini
Helmi mengaku, pihaknya terus melakukan analisis mendalam untuk dapat menetapkan titik-titik yang akan dibenahi agar banjir tidak terjadi lagi.
Kendati demikian, menurutnya curah hujan menjadi faktor pertama penyebab banjir di Kalimantan.
"Untuk kondisi di Kalbar, saya ambil contoh, memang untuk curah hujannya pada akhir Oktober sampai awal November yang cukup tinggi. Hampir 300 milimeter per menit," ucapnya.
Curah hujan tinggi itu, kata dia, menghasilkan debit banjir sebesar 15.877,12 meter kubik per detik.
Kondisi itu bahkan melebihi kapasitas tampung sungai-sungai di Kalimantan sebesar 12.279,80 meter kubik per detik, sehingga terjadi luapan dengan debit 3.597,32 meter kubik per detik.
Kemudian, faktor kedua yaitu bentang alam. Menurut Helmi, bagian hulu Daerah Tangkapan Air (DTA) lokasi banjir didominasi oleh lereng curam sampai dengan sangat curam.
"Lokasi-lokasi banjir merupakan meander serta cekungan yang berada di hilir DAS (Daerah Aliran Sungai) dan merupakan dataran rendah dengan sistem lahan berupa dataran banjir atau flood plain," papar Helmi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.