Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cakupan Imunisasi Anak Rendah akibat Pandemi, Kemenkes Cemaskan P3DI

Kompas.com - 22/11/2021, 21:47 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugs (Plt) Dirjen Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, pandemi Covid-19 tak bisa dipungkiri telah membuat rendahnya cakupan imunisasi rutin pada anak sejak 2020.

Berdasarkan paparan yang disajikan, pada Oktober 2021, pandemi juga masih mengakibatkan tidak tercapainya target imunisasi dasar lengkap (IDL) pada anak yang ditargetkan mencapai 78 persen.

"Kalau lihat laporan, bahwa untuk cakupan sampai bulan Oktober dari target mestinya bulan Oktober kita 78 persen. Kita baru sampai 56,5 persen pada bulan Oktober," kata Maxi dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Komisi IX, Senin (22/11/2021).

Baca juga: Wamenkes: Angka Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi Vaksin AstraZeneca Lebih Tinggi Dibanding Sinovac

Maxi melanjutkan, penurunan capaian target imunisasi ini telah terjadi sejak 2020. Berdasarkan paparannya, terjadi gap cukup signifikan antara periode 2019, 2020 dan 2021.

"Mulai 2020, ada penurunan. Ya, kita tahu tentu ini berkaitan juga dengan Covid-19," ucapnya.

Lebih jauh, ia mengungkapkan hanya ada sejumlah provinsi yang hampir mendekati target imunisasi pada 2021, yakni Bengkulu, Banten, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.

Namun, Maxi tak menjabarkan secara lanjut mengapa provinsi-provinsi tersebut mampu mendekati target imunisasi rutin.

Kendati begitu, ia memprediksi bahwa laporan itu bisa terus berkembang seiring berjalannya waktu.

"Masih ada potensi naik, karena baru ada 19 provinsi yang baru masukan laporan. Jadi masih ada peluang naik rata-rata nasional karena baru ada 19 provinsi yang lengkap lapor sampai Oktober. Ada yang baru lapor sampai Juli-Agustus," kata dia.

Baca juga: Layanan Imunisasi Anak Kini Bisa Diakses di Rumah

Di sisi lain, Maxi mengungkap kekhawatirannya apabila target imunisasi terus tidak tercapai di Indonesia.

Adapun kekhawatiran itu terkait potensi munculnya kejadian luar biasa (KLB) terhadap potensi peningkatan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I.

Maxi menuturkan, hingga November 2021, terdapat 147 laporan suspek difteri dengan 90 diperiksa spesimen dan 23 di antaranya terkonfirmasi difteri.

"Terdapat 54 laporan kasus campak dan 91 laporan kasus rubela, lebih dari 80 persen dengan imunisasi tidak lengkap atau tidak jelas riwayat vaksinasinya," kata Maxi.

Baca juga: Guru Lumpuh Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Komnas KIPI: Tak Cukup Bukti Kaitkan dengan Imunisasi

Dia mengatakan, penurunan cakupan imunisasi selama masa pandemi dapat menyebabkan timbulnya akumulasi populasi rentan yang tidak kebal terhadap PD3I.

"Jadi dua tahun terakhir ini cakupan rendah. Sekali lagi kami tentu khawatir tahun-tahun mendatang kemungkinan terjadi KLB dari penyakit yang dapat dicegah dari imunisasi itu akan terjadi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com