JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyinggung isu transisi energi yang menjadi bahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang perubahan ikim atau COP26 di Glasgow, Skotlandia, beberapa waktu lalu.
Jokowi mengatakan, COP26 tak kunjung menghasilkan skenario global tentang energi baru terbarukan. Padahal, isu transisi energi sudah dibahas dalam KTT dua tahun terakhir.
"Tahun lalu sebetulnya sudah masuk ke tema ini (transisi energi), tetapi juga belum ketemu jurusnya seperti apa, scheme-nya seperti apa," kata Jokowi dalam acara The 10th Indo EBTKE Conex yang digelar secara virtual, Senin (22/11/2021).
Baca juga: Perbedaan Energi Terbarukan dan Energi Tak Terbarukan
"Tahun ini lagi dibicarakan lagi scheme-nya juga belum ketemu. Dijanjikan 100 miliar dollar Amerika Serikat, tetapi keluarnya dari mana juga belum ketemu," tuturnya.
Jokowi mengaku tidak ingin mengulang pembahasan serupa di hadapan para pemimpin dunia dalam forum KTT G20 yang pada tahun depan akan digelar di Bali.
Ia ingin KTT G20 membahas skema dan pola pendanaan konkret terkait kebutuhan transisi energi.
"Saya tidak mau kita bicara lagi kayak dua tahun yang lalu, kayak setahun yang lalu. Saya ingin pertanyaannya ini ada kebutuhan dana sekian, caranya, scheme-nya apa yang bisa kita lakukan," ucap Jokowi.
"Kalau ada berarti bisa menyelesaikan transisi energi, kalau enggak ya kita nggak usah bicara, pusing tapi nggak ada hasilnya," lanjut dia.
Presiden mengatakan, untuk mewujudkan transisi energi ke energi baru terbarukan ada biaya besar yang harus dibayar.
Besaran biaya itu, kata Jokowi, tidak mungkin dibebankan kepada negara maupun masyarakat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.