KOMPAS.com – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry mengingatkan masyarakat untuk waspada akan lonjakan kasus positif Covid-19 yang sudah mulai dialami negara-negara lain di dunia.
"Indonesia perlu mewaspadai kemungkinan lonjakan kasus positif Covid-19, karena negara-negara lain sudah mengalami," ujar Sony.
Ia pun mencontohkan lonjakan kasus yang terjadi di Jerman dan Swiss. Kasus harian positif Covid-19 di Swis mencapai 6.000, sedangkan di Jerman bisa mencapai 56.000
"Dan kita tahu ada subvarian delta yang sekarang sudah ada di Singapura dan Malaysia dan akan berisiko kalau kita tidak mengendalikan penularan Covid-19," katanya.
Sonny mengatakan itu dalam webinar "Jangan Halu, Pandemi Belum Berlalu" yang dipantau di Jakarta, Senin (22/11/2021).
"Perkiraan terburuk, kasus akan naik sekitar 430 persen sampai 1 Maret 2022 kalau kita tidak melakukan upaya ketat, memperlemah penerapan protokol kesehatan (prokes), vaksinasi tidak mencapai target, dan testing serta tracing menurun," imbuhnya.
Baca juga: Satgas: Perkiraan Terburuk, Kasus Covid-19 Naik 430 Persen sampai Maret 2022 jika...
Pemerintah mempelajari, kasus positif Covid-19 dapat melonjak setelah libur panjang, baik pada momen Idul Fitri maupun Natal dan Tahun Baru (Nataru) karena mobilitas masyarakat meningkat tidak hanya antarkota di dalam negeri.
"Ada juga mobilitas masyarakat balik dari negara lain, ini yang kita harus waspadai sehingga kita harus terus memperketat upaya melakukan screening bagi orang yang masuk untuk mencegah masuknya varian Covid-19 baru di Indonesia," kata dia.
Dalam 13 pekan setelah Natal dan Tahun Baru 2020, kasus positif Covid-19 meningkat hingga 398 persen.
Begitu pula saat varian delta mulai menyebar di Indonesia setelah Idulfitri 2021, kasus positif Covid-19 meningkat hingga 900 persen dalam delapan minggu.
Meski demikian, dalam 2,5 bulan terakhir, kasus positif harian berhasil diturunkan dari sekitar 56.000 menjadi 314 kasus.
Baca juga: Satgas: Kedatangan Vaksin Covid-19 di Indonesia Sudah Hampir 350 Juta
Sementara itu, kasus aktif dapat diturunkan dari puncaknya yang menyentuh angka 547.000 menjadi 8.000.
"Kenapa kita bisa seperti itu, salah satunya kita belajar dari negara lain. Apa yang menyebabkan kasus kita bisa menurun, pertama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara disiplin dan konsisten," katanya.
Setelah PPKM dilonggarkan karena kasus mulai menurun, penerapan protokol kesehatan (prokes) justru harus diperketat, yang dapat dipantau melalui aplikasi PeduliLindungi.
Penerapan prokes ketat itulah yang terus disuarakan tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Mereka terus meminta masyarakat agar disiplin menerapkan prokes meski telah selesai divaksinasi.