Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Kapan KLHK Datangi Sintang yang Sudah Sebulan Banjir, Sekjen KLHK Jawab Hari Ini

Kompas.com - 22/11/2021, 15:36 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mempertanyakan langkah cepat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam merespons banjir di sejumlah wilayah di Kalimantan.

Ia mengaku mendapat aspirasi dan pertanyaan dari masyarakat di daerah pemilihan (dapil) nya, Kalimantan Barat, soal respons KLHK terhadap banjir di Sintang, Kalimantan Barat.

"Tentu kami ingin menanyakan banjir Sintang dan 6 kabupaten lain sampai sekarang belum juga surut. Nah, bagaimana tindakan yang sudah dilakukan oleh KLHK? Dan kami minta mendesak agar KLHK segera turun ke lapangan," kata Daniel dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IV dengan Eselon I KLHK, Senin (22/11/2021).

Baca juga: Banjir Sintang, Ketua Komisi IV Sebut Penyebabnya Pejabat KLHK Biarkan Hutan Dirusak

Politisi PKB itu kemudian bertanya langsung kepada Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono yang hadir mewakili Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar tentang respons pihaknya menghadapi banjir Sintang.

Bambang pun mengeklaim, pihaknya baru turun ke Sintang pada hari ini hingga Jumat (26/11/2021).

Namun, Bambang tak menjelaskan apa yang dilakukan KLHK saat turun ke Sintang mulai hari ini, apakah dalam tujuan memberikan bantuan atau sekaligus melakukan kajian mendalam terkait penyebab banjir.

"Ya, karena banyak yang menanyakan di dapil saya, ini ibu Siti kok belum kelihatan, saya bilang anak buahnya akan segera turun," ucap Daniel.

Baca juga: Kepala BNPB: Banjir Sintang Belum Surut, Ketinggian Banjir Rata-rata 80 Cm

Menyikapi banjir di dapilnya, Daniel mendesak dua hal penting yang harus dilakukan KLHK. Pertama, KLHK diminta untuk mengecek lingkungan dengan memeriksa Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas dan DAS Melawi.

Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan karena kondisi dua DAS tersebut sangat kritis, sehingga diperlukan pemulihan.

"Yang kedua, kita harus cek bagaimana kondisi hutan di daerah yang terdampak saat ini," tutur Daniel.

Menurutnya, KLHK harus menjadi pengawas lingkungan hidup dan kehutanan setelah adanya dua program besar pemerintah, yakni food estate dan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Baca juga: Pengungsi Banjir Sintang Kalbar Mulai Terserang Demam Berdarah

Pasalnya, Daniel mempertanyakan apakah dua program besar tersebut juga akan mempengaruhi kondisi alam lingkungan di Kalimantan.

"Saya ingin memastikan, peran KLHK itu benar-benar sebagai bemper, yaitu program food estate kita dan program ibu kota baru. Belum ada food estate dan ibu kota baru saja, Kalimantan, karena enggak hanya Kalimantan Barat, hampir semua Kalimantan itu dilanda banjir pak," tegas Daniel kepada Bambang.

Untuk itu, berkaca pada banjir di Sintang yang telah berlangsung lebih kurang satu bulan, Daniel meminta KLHK melakukan kajian lebih dalam untuk mengantisipasi terjadinya kembali bencana alam.

Ia pun mengaku khawatir, apabila triliunan rupiah yang telah digelontorkan untuk dua program besar pemerintah itu justru berakhir sia-sia karena bencana banjir akan terus terjadi.

Baca juga: Bereskan Banjir Sintang, Jokowi Janji Bangun Persemaian dengan Penghijauan

"Jangan sampai triliunan rupiah sudah kita bangun akhirnya ludes oleh bencana. Jangan sampai AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dilakukan tanpa kajian yang mendalam dan akhirnya bukan kemajuan yang kita dapat, tapi menambah bencana," pungkas Daniel.

Diketahui bersama, sejumlah wilayah di Kalimantan dilanda banjir selama lebih kurang satu bulan. Wilayah yang dilanda banjir itu berada di Sintang, Kalimantan Barat dan Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Catatan Kompas.com, selama satu bulan, banjir di Sintang telah membuat puluhan ribu warga mengungsi. Banjir menggenangi 12 kecamatan di Sintang.

Kawasan yang terdampak tersebut tersebar di 12 kecamatan, antara lain Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian dan Kelam Permai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com