Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Jangan Tarik-tarik Indonesia ke WTO karena Setop Kirim "Raw Material", Kita Akan Lawan

Kompas.com - 18/11/2021, 14:32 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menegaskan, Indonesia berkomitmen melawan negara-negara yang mempersoalkan penghentian eskpor bahan mentah atau raw material dari Indonesia.

Jokowi meminta berbagai negara berhenti mempersoalkan penghentian ekspor raw material hingga ke taraf Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.

Menurut Jokowi, alasan penghentian ekspor bahan mentah karena negara ingin menciptakan lapangan kerja yang luas untuk masyarakat.

Baca juga: Soal Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Jokowi: Negara Ini Paling Sulit Manajemennya

"Dan itu mulai disadari oleh negara-negara lain. Mereka mau tidak mau harus investasi di Indonesia atau berpartner dengan kita. Pilihannya hanya itu. Silakan mau invest sendiri bisa, mau dengan swasta silakan, mau dengan BUMN silakan. Kita terbuka," ujar Jokowi saat memberikan sambutan di acara Kompas100 CEO Forum yang disampaikannya dari Istana Negara, Kamis (18/11/2021).

"Tapi, jangan kamu tarik-tarik kita ke WTO gara-gara kita setop kirim raw material. Endak, endak, endak. Dengan cara apa pun, akan kita lawan," kata dia.

Dengan kata lain, Jokowi menegaskan, saat ini Indonesia sedang fokus pada kebijakan hilirisasi.

Salah satu yang dilakukan yakni menghentikan pengiriman nikel ke luar negeri.

Sikap Indonesia ini mendapat respons oleh negara-negara Uni Eropa yang membahasnya di forum WTO.

Baca juga: Perkuat Pengawasan SDA, KPK Beberkan Pemasalahan Tata Kelola Nikel


Jokowi mengungkapkan, pada agenda G20 di Italia beberapa waktu lalu pun banyak negara mempertanyakan kebijakan Indonesia atas pengiriman nikel.

"Saya sampaikan, lho kita ingin membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya di Indonesia. Kalau saya buka nikel dan saya kirim raw material, kita kirim raw material dari Indonesia ke Eropa, ke negara-negara lain, yang buka lapangan kerja mereka dong. Kita enggak dapat apa-apa," ucap Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak menutup diri dan terbuka untuk bekerja sama.

"Tapi kalau mau kerja sama ayo. Kerja sama setengah jadi di Indonesia tidak apa-apa. Nanti setengah jadi dikirim ke negaramu jadikan barang jadi. Enggak apa-apa, kita terbuka. Tapi bikin di sini, invest di sini. Jadi kita enggak menutup diri kok. Tapi kalau kita suruh kirim bahan mentah terus, tidak. Setop," kata dia.

Baca juga: Jokowi: Selamat Milad Ke-109, Muhammadiyah Telah Warnai Perjalanan Bangsa

Menurut Jokowi, saat ini pengiriman nikel ke luar negeri sudah dihentikan.

Pada 2022, rencananya pengiriman bauksit juga akan dihentikan apabila pabrik smelter (pengolahan bahan tambang) sudah siap beroperasi.

Tujuan jangka panjangnya yakni membuka lapangan kerja, hilirasi, dan industrialisasi di Indonesia.

Selain nikel dan bauksit, ke depannya Indonesia juga berencana menghentikan pengiriman tembaga ke luar negeri.

"Kenapa tidak berpuluh-puluh tahun kita tidak lakukan ini. Sehingga nanti neraca perdagangan kita baik, neraca transaksi berjalan kita juga menjadi semakin baik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com