Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Apa yang Dapat Dilihat dari Pembentukan AUKUS?

Kompas.com - 17/11/2021, 18:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

PADA petengahan September 2021, melalui konferensi pers virtual, sebuah kerja sama baru diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Kerja sama baru yang disebut AUKUS itu merupakan sebuah pakta pertahanan bersejarah mencakup wilayah Asia Pasifik. AUKUS merupakan singkatan dari Australia, United Kingdom dan United States of America.

Langkah ini jelas terlihat di permukaan sebagai sebuah upaya dalam mengadang pengaruh China, terutama laju pertumbuhan kekuatan militernya.

Persoalannya, melalui pakta AUKUS ini Australia akan memperoleh kesempatan untuk membangun armada kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi canggih dari Amerika Serikat.

Baca juga: KSAU: AUKUS Dapat Tingkatkan Ketegangan Militer dan Lomba Senjata Nuklir di Kawasan

AUKUS telah menjadi momen penting dan untuk kali pertama Inggris dan Amerika Serikat berbagi teknologi kapal selam yang sangat sensitif itu dengan Australia. AS dan US akan membantu Australia untuk membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir.

Respons China terhadap pembentukan AUKUS adalah dengan mengatakannya sebagai sebuah langkah yang tidak bertanggung jawab.

Kemenlu China mengatakan, pembentukan AUKUS akan sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional serta merangsang munculnya kembali arena perlombaan senjata. AUKUS seolah memunculkan lagi dinamika era Perang Dingin yang berlatar belakang aspek ideologi.

Perancis sangat tersinggung dengan terbentuknya AUKUS, karena selain tidak diberitahu sebelumnya, juga berbuntut pembatalan proses pembelian kapal selam oleh Australia senilai 40 miliar dollar AS.

Pemerintah Perancis menarik duta besarnya di Amerika Serikat dan Australia sebagai sinyal ketidaksenangannya dengan pembentukan AUKUS.

Baca juga: Politisi PDI-P Sebut Ada Pihak yang Dorong RI Gabung AUKUS Terkait Laut China Selatan

Pada setiap langkah pembentukan pakta pertahanan antarnegara akan selalu ada "persetujuan rahasia" yang tidak pernah diumumkan atau dipublikasikan secara terbuka. Pada setiap langkah pembentukan pakta pertahanan akan selalu berisi agenda strategis yang terkandung di dalamnya.

Demikian pula kiranya dengan AUKUS, kita tidak atau belum tahu apa sebenarnya yang menjadi agenda utama dibalik meja pembentukan AUKUS.

Perjanjian kerja sama perdagangan bebas antara Amerika Serikat dengan Korea Selatan misalnya, yang bertajuk KORUS adalah salah satu contohnya. KORUS ternyata menyimpan top secret agreement antara US dan Korea Selatan yang terkait mekanisme sistem pertahanan udara Amerika Serikat dalam penggunaan ICBM (Inter Continental Balistic Missile).

Hal ini baru terungkap pada tulisan Bob Woodward dalam bukunya yang terkenal dan menghebohkan berjudul Fear: Trump in the White House (2018).

Demikianlah memang pada setiap perjanjian kerja sama antarnegara , terlebih yang berwujud pakta pertahanan, maka pasti mengandung top secret agreement yang tersembunyi di dalamnya.

Baca juga: Biden Mengaku Canggung Bertemu Macron Setelah Ketegangan Pakta Aukus

Selain persetujuan tentang pembangunan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia oleh Amerika Serikat dan Inggris, yang secara resmi dan terbuka diumumkan, kita sulit mengetahui apa lagi yang terkandung di balik pakta pertahanan AUKUS.

Yang pasti dari reaksi China terhadap pembentukan AUKUS dan respon kemarahan Perancis dalam hal yang sama terdapat banyak masalah strategis yang tersembunyi di dalamnya.

Yang pasti lagi adalah kenaikan suhu sengketa yang selama ini terpendam di Kawasan Laut China Selatan dan Indo Pasifik akan meningkat dengan pembentukan AUKUS.

Kapal selam bertenaga nuklir adalah satu hal. Kapal Selam dilengkapi dengan senjata nuklir adalah hal yang bisa saja mengikutinya.

Dalam konteks ini Selandia Baru telah dengan tegas menyatakan sikap bahwa mereka tidak akan mengijinkan kapal selam bertenaga nuklir milik siapapun termasuk milik Australia nantinya, untuk memasuki wilayah perairan teritorial kedaulatannya.

Menarik untuk melihat respons Indonesia terhadap AUKUS ini. Kemenlu RI melalui penjelasan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dengan tegas mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara pertama di Kawasan yang mengingatkan Australia tentang kewajibannya untuk menjaga perdamaian dan keamanan.

Di samping itu, Indonesia juga menekankan kembali kewajiban negara lain untuk senantiasa respek atau menghormati hukum Internasional.

Tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang langkah apa yang akan dilakukan oleh Indonesia (selain pernyataan itu) sebagai negara terbesar di ASEAN dalam menghadapi pembentukan AUKUS.

Sikap dan Langkah yang akan dilakukan oleh Indonesia dipastikan akan sangat berpengaruh besar terhadap sikap dan langkah dari negara negara anggota ASEAN lainnya.

Dengan kata lain negara negara Anggota ASEAN tengah menunggu apa yang akan dilakukan Indonesia dalam menyikapi terbentuknya pakta militer baru bernama AUKUS.

Itulah secara garis besar, untuk sementara yang dapat terlihat dari perkembangan lingkungan strategis di Kawasan Indo Pasifik.

Meningkatnya "suhu sengketa" di Kawasan Laut China Selatan dan berkembang pesatnya pengaruh China dengan kemajuan teknologi serta persenjataannya, mungkin saja telah menjadi salah satu pemicu terbentuknya AUKUS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com