Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Hoaks, Jepang Hentikan Vaksin Covid-19 dan Memilih Ivermectin

Kompas.com - 16/11/2021, 13:56 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beredar sebuah artikel yang memberitakan Jepang sudah tidak menggunakan vaksin Covid-19 dan memilih menggunakan obat antiparasit Ivermectin.

Klaim itu dibuat Hal Turner Radio Show, Rabu (27/10/2021), sebuah program yang dibuat dari politik sayap kanan North Bergen, New Jersey, Amerika Serikat.

Klaim tersebut menyatakan Jepang telah menarik pemakaian vaksin Covid-19 dan menggantinya denagn ivermectin. Bahkan, obat ini disebut mampu melenyapkan Covid-19 hanya dalam sebulan.

Mengutip covid19.co.id, Selasa (16/11/2021), informasi tersebut salah. Menurut data Our World in Data, pada Kamis (11/11/2021), penggunaan vaksin Covid-19 semakin meningkat, bahkan mencapai 70 persen di Jepang.

Pemerintah Jepang melalui Kementerian Kesehatannya menyebutkan, ivermectin tidak mengurangi kematian, tidak mengurangi pasien rawat inap, dan tidak langsung menghilangkan virus.

Baca juga: Mengapa Ivermectin Tak Bisa Digunakan untuk Mencegah dan Mengobati Covid-19?

Penggunaan obat Ivermectin di Jepang juga belum diperbolehkan dan masih dilakukan uji klinis.

Mengutip Reuters, Selasa (2/11/2021), regulator obat-obatan Jepang dalam lamannya melampirkan daftar vaksin dan terapi yang resmi digunakan untuk menangani Covid-19.

Daftar ini mencakup vaksin yang dikembangkan Moderna, Pfizer/BioNTech, dan Oxford/AstraZeneca, termasuk terapi remdesivir, baricitinib, casilibimab, dan sotrovimab.

Daftar tersebut pun tidak menyebutkan obat ivermectin.

Selain itu, 77 persen populasi Jepang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 pada 1 November. Kemudian, sekitar 72 persen penduduk Jepang juga telah menerima kedua dosis.

Lebih lanjut, pada Jumat (8/10/2021), Jepang telah sepakat dengan Pfizer untuk mendatangkan 120 juta dosis vaksin Covid-19 mulai Januari 2022. Bahkan, pelaksanaan vaksin booster diharapkan bisa dimulai akhir 2021.

Baca juga: 94 Persen Pasien Covid-19 Meninggal Belum Divaksin, Ini Fakta Manfaat Vaksin

Kesimpulannya, kabar tersebut keliru atau hoaks. Jepang tidak menggunakan ivermectin untuk mengobati Covid-19 dan tidak menghentikan program vaksinasi Covid-19.

Adapun, di Indonesia, pemerintah saat ini telah menggencarkan program vaksinasi sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19 dengan cara memperkuat kekebalan komunitas dan meminimalkan risiko bagi mereka yang terpapar.

Selain itu, pemerintah juga mengajak semua pihak tidak lengah dan tetap mewaspadai penyebaran virus corona dengan disiplin protokol kesehatan (prokes).

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahkan telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. 16/2021 yang menyebutkan, setiap individu yang melaksanakan perjalanan wajib menerapakan dan mematuhi prokes 6M.

Prokes 6M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Baca juga: Cara Memperbaiki Data Sertifikat Vaksin Lewat WhatsApp

Adapun terkait kabar hoaks pemerintah mengimbau masyarakat untuk memeriksa kembali informasi yang diterima melalui media sosial atau broadcast pesan.

Masyarakat bisa mengirim pesan WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 085921600500. Bisa juga mengecek situs Kementerian Komunikasi dan Informasi di komin.fo/inihoaks atau turnbackhoax.id dan cekfakta.com.

Masyarakat juga bisa mengecek kebenaran informasi terkait Covid-19 melalui s.id/infovaksin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com