Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Budiman Sudjatmiko ketika Divonis 13 Tahun Penjara Saat Orde Baru Berkuasa

Kompas.com - 16/11/2021, 13:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) Budiman Sudjatmiko dikenal sebagai salah satu aktivis reformasi yang menentang rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

Budiman yang kini politisi PDI-P itu pernah divonis penjara selama 13 tahun pada 1997, karena dituduh menjadi auktor intelektualis kerusuhan 27 Juli 1996 atau Peristiwa Kudatuli.

Kerusuhan di kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) itu bermula ketika pendukung kubu Soerjadi tidak menerima hasil kongres luar biasa, pada 2-6 Desember 1993 di Surabaya.

Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Ketua Umum PDI, kemudian ditetapkan pada musyawarah nasional (munas), 22 Desember 1993 di Jakarta.

Namun, upaya pengambilalihan kepemimpinan partai masih terjadi.

Baca juga: Ketika Orde Baru Tuding PRD Salah Satu Penyebab Kerusuhan 27 Juli 1996

Berbagai upaya penyelesaian sengketa tidak berhasil hingga akhirnya terjadil bentrokan pada Sabtu, 27 Juli 1996.

Kerusuhan tidak hanya terjadi di kantor PDI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, tetapi juga meluas ke kawasan Megaria dan Cikini.

Bentrokan tidak hanya terjadi antara massa pendukung Megawati dan Soerjadi, melainkan juga aparat.

Pemerintah Orde Baru menuding PRD menjadi penyebab kerusuhan. Ketika itu, PRD menjadi salah satu basis kekuatan massa pro-demokrasi dan penentang kekuasaan Soeharto.

Sejumlah aktivis PRD, termasuk Budiman, ditangkap.

 

Budiman menuturkan, ibunya menangis ketika mendengar vonis dijatuhkan. Saat dipenjara, Budiman tetap berusaha meyakinkan ibunda, bahwa ia tidak akan mendekam di jeruji besi selama 13 tahun.

Hal ini karena Budiman meyakini tak lama lagi rezim Orde Baru akan runtuh.

"Saya bilang sama ibu saya, bu, kalau melihat semua tanda-tanda ini enggak akan lebih dari lima tahun Orde Baru, jadi pasti saya tidak akan dipenjara 13 tahun, bahkan mungkin tidak akan lebih dari 5 tahun saya dipenjara," cerita Budiman, dalam video wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho, yang diunggah Senin (15/11/2021).

Baca juga: Lima Obsesi Budiman Sudjatmiko, dari Kebebasan hingga Manusia yang Berdaulat

Budiman menuturkan tanda-tanda yang ia yakini sebagai awal keruntuhan kekuasaan Soeharto. Setelah ia divonis pada Mei 1997, dunia mengalami krisis moneter.

Pada Juli 1997 terjadi krisis di Korea Selatan, kemudian Thailand dan menghantam Indonesia pada Agustus.

"Oke, nubuat-nubuat sedang diwujudkan. Kira-kira begitu, bukan saya dukun, bukan," ucap Budiman sembari tertawa mengenang hal itu.

Menurut Budiman, tanda-tanda itu sudah dipelajarinya dari berbagai diskusi berbasis sejarah yang dilakukan bersama teman-temannya.

Ia berpandangan, sejarah sebagai sesuatu yang berulang. Menurut Budiman, sejarah akan berulang dengan tempat dan tokoh yang berbeda.

Lebih jauh, Budiman mengamini dirinya seperti "terselamatkan" akibat dipenjara. Sebab, pada saat yang sama, rekan-rekannya di Partai Rakyat Demokratik (PRD) justru diculik oleh rezim.

"Karena saya dipenjara, saya enggak diculik kan? Kalau saya enggak tertangkap, saya diculik, nomor satu, karena saya pimpinan (PRD)," tutur Budiman.

Baca juga: Cerita Budiman Sudjatmiko Dituding Jadi Dalang Kerusuhan 27 Juli 1996

Budiman hanya menjalani hukuman selama lebih kurang 3,5 tahun setelah diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada Desember 1999.

Namun, Budiman tak berhenti untuk ikut terlibat dalam politik. Ia melanjutkan karier politiknya dengan bergabung ke PDI Perjuangan.

Bahkan, Budiman berhasil menduduki kursi parlemen di Senayan selama dua periode yaitu anggota DPR dari Fraksi PDI-P pada 2009-2014 dan 2014-2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com