Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobilitas di Jawa-Bali Naik, Epidemiolog Ingatkan Perburukan Pandemi akibat Pergerakan Tak Terkendali

Kompas.com - 16/11/2021, 12:40 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, perburukan pandemi Covid-19 dapat terjadi salah satunya akibat mobilitas masyarakat yang mulai tidak terkendali.

Hal tersebut disampaikan Dicky menanggapi pergerakan (mobilitas) masyarakat di Jawa-Bali yang meningkat secara signifikan dalam sepekan terakhir.

"Setiap perburukan gelombang pandemi itu terjadi, pertama, adanya pelonggaran terhadap mobilitas manusia yang tidak terkendali, dan ini diperparah dengan pergerakan manusia ini melibatkan mayoritas masyarakat belum terinfeksi dan tidak memiliki imunitas," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/11/2021).

Baca juga: Mobilitas Masyarakat Kembali Tinggi, Moeldoko: Ini Bahaya, Harus Diwaspadai

Dicky juga mengingatkan, varian Corona Delta hingga saat ini masih menjadi ancaman meski sebanyak 40 persen penduduk sudah divaksinasi lengkap.

Ia mengatakan, Indonesia harus belajar dari Inggris yang memiliki cakupan vaksinasi yang cukup tinggi, namun mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat diberlakukannya pelonggaran aktivitas masyarakat.

"Apa yang terjadi di Eropa gelombang makin serius gelombang keempat dan dunia gelombang ketiga ini menunjukkan bahwa kita tinggal menunggu giliran sebetulnya, tapi jangan sampai tinggi lonjakannya," ujarnya.

Oleh karenanya, Dicky meminta pemerintah memperkuat pelaksanaan pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), vaksinasi Covid-19 dan PPKM bertingkat (leveling).

Ia juga meminta masyarakat tak lengah menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak aman.

"Masker efektif dikombinasikan dengan vaksin," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, hingga saat ini pergerakan (mobilitas) masyarakat di Jawa-Bali naik secara cukup signifikan.

Kenaikan tersebut bahkan lebih tinggi daripada periode Natal-tahun baru pada tahun lalu.

"Tampak dari indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa-Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan," kata Luhut, Senin (15/11/2021).

"Kenaikan itu di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi peiode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021,” lanjutnya.

Selain itu, Luhut mengatakan, selama sepekan terakhir ada sejumlah kondisi yang mengindikasikan peningkatan kasus Covid-19 di Jawa-Bali.

Oleh karenanya, Luhut kembali mengingatkan pentingnya kehati-hatian masyarakat secara bersama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Nyatakan Siap Hadapi Gugatan Gus Muhdlor

KPK Nyatakan Siap Hadapi Gugatan Gus Muhdlor

Nasional
“Dissenting Opinion”, Hakim MK Arief Hidayat Usul Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

“Dissenting Opinion”, Hakim MK Arief Hidayat Usul Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Jokowi Resmikan 147 Bangunan Pascagempa dan 3 Ruas Jalan Daerah di Sulbar

Jokowi Resmikan 147 Bangunan Pascagempa dan 3 Ruas Jalan Daerah di Sulbar

Nasional
Pertemuan Megawati-Prabowo, PDI-P: Yang Sifatnya Formal Kenegaraan Tunggu Rakernas

Pertemuan Megawati-Prabowo, PDI-P: Yang Sifatnya Formal Kenegaraan Tunggu Rakernas

Nasional
Prabowo Akan Bertemu Tim Hukumnya Hari Ini, Bahas Putusan MK

Prabowo Akan Bertemu Tim Hukumnya Hari Ini, Bahas Putusan MK

Nasional
Jokowi Bakal Siapkan Proses Transisi Pemerintahan Baru Usai Putusan MK

Jokowi Bakal Siapkan Proses Transisi Pemerintahan Baru Usai Putusan MK

Nasional
Jika Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, PDI-P Dinilai Tak Punya Nilai Jual

Jika Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, PDI-P Dinilai Tak Punya Nilai Jual

Nasional
Gerindra: Pertemuan Prabowo-Megawati Sedang Cocokkan Waktu, Tidak Lama Lagi...

Gerindra: Pertemuan Prabowo-Megawati Sedang Cocokkan Waktu, Tidak Lama Lagi...

Nasional
'Dissenting Opinion', Hakim Arief Nilai Mahkamah Etika Nasional Perlu untuk Tangani 'Cawe-cawe' Presiden

"Dissenting Opinion", Hakim Arief Nilai Mahkamah Etika Nasional Perlu untuk Tangani "Cawe-cawe" Presiden

Nasional
Djarot PDI-P: Di Dalam maupun Luar Pemerintahan Sama-sama Baik

Djarot PDI-P: Di Dalam maupun Luar Pemerintahan Sama-sama Baik

Nasional
Tanggapi Putusan MK, Jokowi: Tuduhan Kecurangan Tak Terbukti, Ini Penting

Tanggapi Putusan MK, Jokowi: Tuduhan Kecurangan Tak Terbukti, Ini Penting

Nasional
Prabowo: Berkah Politis di Jalan Kontroversi dan Tantangan Besarnya

Prabowo: Berkah Politis di Jalan Kontroversi dan Tantangan Besarnya

Nasional
Respons Putusan MK, Jokowi: Saatnya Kita Bersatu, Bekerja, Membangun Negara

Respons Putusan MK, Jokowi: Saatnya Kita Bersatu, Bekerja, Membangun Negara

Nasional
Anies-Muhaimin: Pilpres Telah Usai, Selamat Bekerja Prabowo-Gibran

Anies-Muhaimin: Pilpres Telah Usai, Selamat Bekerja Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Kementan Tiap Bulan Keluarkan Rp 43 Juta untuk Bayar Cicilan Alphard SYL

Saksi Sebut Kementan Tiap Bulan Keluarkan Rp 43 Juta untuk Bayar Cicilan Alphard SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com