Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Varian Corona AY.4.2 Belum Ada di Indonesia, Terbanyak AY.23 dan AY.24

Kompas.com - 15/11/2021, 16:17 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga saat ini, varian Corona AY.4.2 atau delta plus belum terdeteksi di Indonesia.

Ia mengatakan, mutasi dari Varian Delta atau B.1.6.1.7.2 yang banyak terdeteksi di Indonesia adalah AY.23 dan AY.24.

"Ada AY.4, ada AY.23, AY.24, yang terbanyak di Indonesia adalah anaknya atau subvariannya AY. 23 dan AY.24. Sementara AY.4.2 belum ada (di Indonesia)," kata Budi dalam konferensi pers soal evaluasi PPKM Jawa-Bali, Senin (15/11/2021).

Budi mengatakan, semua subvarian Delta memiliki mutasi yang mirip dengan induknya.

Baca juga: Ahli: Varian AY.4.2 Bukan Pemicu Naiknya Kasus Covid-19 di Inggris

Oleh karenanya, ia mengatakan, jika nantinya subvarian Delta lainnya masuk ke Indonesia, hal tersebut masih bisa ditanggulangi.

"Insya Allah harusnya kekebalan yang sudah terbentuk di masyarakat kita, masih cukup untuk bisa menanggulangi penyebaran ini," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Pakar ilmu kesehatan dari Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, dari data terbaru varian Covid-19 yang diterimanya, varian Corona AY.4.2 lebih menular 10 hingga 15 persen dari Delta.

"Dari lima kemungkinan dampak maka baru ada informasi tentang penularan, yaitu bahwa AY.4.2 nampaknya sekitar 10 sampai 15 persen lebih menular," kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.

Tjandra mengatakan AY.4.2 adalah semacam “turunan” dari varian Delta. Awalnya pada akhir 2020 dan awal 2021 dikenal sebagai B.1.617. Lalu muncul B.1.617.1 yang pernah diberi nama varian Kappa, B.1.671.2 yang dikenal luas sebagai varian Delta dan B.1.617.3.

Dari varian Delta B.1.671.2, kata Tjandra, kemudian ada berbagai turunannya lagi, antara lain 75 jenis varian Delta yang tergolong AY di antaranya yang paling banyak dibahas adalah AY.4.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu mengatakan kasus AY.4 dilaporkan mendominasi 63 persen kasus baru di Inggris dalam sebulan terakhir. Sementara AY.4.2 juga terus meningkat angkanya di Inggris.

"Pada data 4 sampai 11 Oktober 2021 ada 8,5 persen kasus barunya adalah AY.4.2, lalu naik menjadi 10,3 persen pada data 11 sampai 18 Oktober 2021 dan bahkan naik lagi menjadi 11,3 persen pada data mingguan 18 sampai 25 Oktober 2021," katanya.

Tjandra juga mengatakan, varian AY.4.2 mengandung mutasi pada varian A222V dan juga Y145H.

Data dari lembaga internasional GISAID yang mengkompilasi genom berbagai jenis virus Delta menunjukkan sudah ada 26 ribu genom AY.4.2 yang dilaporkan. Varian ini sudah dilaporkan dari 42 negara.

"Kita tahu kalau ada varian baru virus SARS-CoV-2 maka selalu dibicarakan kemungkinan lima dampaknya, yaitu pada penularan, beratnya penyakit, kemungkinan infeksi ulang, dampak pada diagnosis dan dampak pada vaksin," katanya.

Menurut Tjandra data penelitian terkait varian AY.4.2 masih sangat awal dan bukti ilmiahnya masih terus dikumpulkan.

Baca juga: DKI Jakarta Catat 1.327 Kasus Varian Baru, Didominasi Varian Delta

"Data dari Inggris menunjukkan penularan lanjutan (secondary attack rate) varian Delta di rumah tangga yang diteliti adalah 11 persen, sementara angkanya pada AY.4.2 meningkat menjadi 12,4 persen," ujarnya.

Menurut Tjandra ada juga yang menyebut AY.4.2 sebagai Delta Plus. "Ini bukanlah istilah baku, walau tentu boleh-boleh saja digunakan karena memang merupakan “terusan” dari varian Delta," ujarnya.

Hanya saja harus diingat, kata Tjandra, sebelum AY.4.2 sudah ada Delta Plus yang lain. Pada sekitar Mei dan Juni 2021 India menghadapi varian K417N yang juga merupakan turunan dari varian Delta dan mereka sebut sebagai Delta Plus ketika itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com