Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dinilai Memagari Ganjar Pranowo dari Tawaran Partai Lain

Kompas.com - 15/11/2021, 14:07 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, Sekretaris Jederal PDI-P Hasto Kristiyanto berupaya memagari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dari tawaran partai politik lain.

Pangi berpandangan, Ganjar masih ada di dalam hati PDI-P, berkaca dari pernyataan Hasto yang menyebut Ganjar tidak tertarik untuk bergabung ke partai lain.

Salah satu tawaran itu seperti yang disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid, yang mengatakan bahwa partainya membuka pintu bagi Ganjar.

"PDI-P tetap di dalam hati tampaknya Ganjar, terlihat statement Sekjen yang tampak memagari Ganjar dari tawaran partai lain yang sudah siap menampung atau membuka lebar lebar Ganjar kalau tidak diusung PDI-P sendiri," kata Pangi saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/11/2021).

Baca juga: Terima Kaus Banteng Celeng, Ganjar Dinilai Lakukan Blunder

Menurut Pangi, PDI-P tidak mau terburu-buru dalam mendeklarasikan jagoannya pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 meski memiliki tiket pencalonan tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.

Ia berpandangan, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sangat berhati-hati dalam memutuskan siapa sosok yang akan mendapatkan tiket dari PDI-P untuk maju sebagai calon presiden.

Pangi memprediksi, Megawati akan memutuskan calon presiden yang akan diusung pada detik-detik terakhir dengan memperhatikan realitas politik, tren dukungan rakyat, serta magnet elektoral dari seorang tokoh.

Baca juga: Ganjar Disebut Hasto Tak Tertarik Pindah Parpol, Pengamat: Untuk Jaga Soliditas

Menurut dia, saat ini PDI-P masih memberi kesempatan bagi semua tokoh PDI-P seperti Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk mengongkrak elektabilitas mereka masing-maisng.

"Tetap saya lihat Megawati sosok yang bijak dan terukur langkah politiknya, mengkalkulasi, menghitung ulang dan mencermati kans masing masing capres yang sudah menjadi perbincangan santer opini publik," kata Pangi.

Diberitakan, Hasto menyebut Golkar telah beberapa kali membujuk Ganjar untuk tujuan Pilpres 2024, tetapi Ganjar tidak pernah tertarik dengan tawaran tersebut.

Baca juga: Terima Kaos Banteng Celeng, Ganjar dan FX Rudy Dinilai Satu Barisan

"Berulang kali membujuk Ganjar Pranowo, namun Bung Ganjar tidak tertarik," kata Hasto, Sabtu (13/11/2021).

"Dan setiap kali ditanya terkait persoalan capres-cawapres, Bung Ganjar lebih memilih kerja untuk rakyat menangani pandemi," ucapnya.

Adapun sebelumnya Nurdin Halid mengungkapkan, partainya membuka pintu untuk mengusung Ganjar pada Pilpres 2024 jika Ganjar tidak diusung oleh PDI-P.

"Nanti kalau misalnya Ganjar tidak mendapat tempat di partainya, ada Golkar terbuka. Apakah nomor satu atau nomor dua, itu soal nanti, kan Pak Airlangga tidak mungkin maju sendiri, pasti ada wakil," kata Nurdin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (11/11/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com