JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sejumlah masukan terkait peran Indonesia terkait kepemimpinan setelah menjadi Presidensi G20.
PP Muhammadiyah mengatakan, ada beberapa peran yang perlu diakselerasi. Salah satunya peran Indonesia di Kawasan Asia Timur khususnya China.
Berdasarkan data yang dihimpunnya, kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa itu didasari oleh kekuatan politik dan militer. Sedangkan China kemungkinan didasari kekuatan ideologi dan ekonomi.
“Maka Indonesia itu jangan, kalau boleh saya memberi masukan, saya bukan ahli, jangan taken for granted dalam relasi Indonesia Tiongkok. Apalagi memposisikan kita sebagai objek,” kata Haedar dalam webinar virtual “Moderasi Indonesia Untuk Dunia”, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Prabowo: Apa yang Dilakukan Pemimpin Tiongkok Harus Kita Pelajari
“Jadi ini penting. Mungkin saya terlalu berterus terang tapi tidak apa-apa, ini untuk bangsa,” imbuhnya.
Menurutnya, saat ini China akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Ia juga mengatakan, hubungan Indonesia dan China memiiliki dinamika yang tidak mudah dan resistensi tinggi di dalam negeri terkait aspek ekonomi.
“Ini teman-teman di HI (hubungan internasional) perlu mengkaji, bagaimana Indonesia keluar dari kebekuan relasi ini karena Tiongkok akan menjadi negara pertama sebagai kekuatan ekonomi terbesar bahkan melampaui Amerika Serikat,” ucap dia.
Selain itu, Haedar juga menyarankan Indonesia memperkuat peran yang lebih progresif di Kawasan ASEAN.
Baca juga: Doa agar China dan AS Saling Mengalah dalam Konflik Taiwan
Ia menambahkan, meski kini Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN yang masuk G20, namun ada negara ASEAN lainnya yang memiliki tingkat perekonomian yang jauh lebih tinggi dari Indonesia, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
“Bahkan dalam tingkat daya saing kita masih di bawah 6 negara ASEAN. Dalam human development index kita masih di bawah dari 6 negara ASEAN,” imbuhnya.
Selanjutnya, PP Muhammadiyah juga mendorong agar Indonesia meningkatkan relasi dengan Australia dan negara-negara di Kawasan Asia Pasifik.
Tak lupa, Haedar juga menyorot perlunya meningkatkan relasi dengan negara islam khususnya di Timur Tengah.
Indonesia, menurutnya, sebagai negara muslim terbesar di dunia itu perlu mengambil prakarsa dalam menciptakan perdamaian
Ia berharap pemerintah tidak membiarkan kelompok-kelompok informal negara, baik kegiatan ekonomi dan sosial keagmaan, menjalin hubungan dengan Israel.
Baca juga: Presiden China Xi Jinping Peringatkan Potensi Perang Dingin di Asia-Pasifik
“Karena ini adalah posisi yang rawan. Dengan Indonesia sebagai negara yang bebas aktif dan juga bagi bangsa Indonesia yang punya posisi yang jelas dan tegas melawan segala bentuk kolonialisme,” tambah dia.
Sementara terkait dengan ekonomi, Haedar juga meminta pemerintah meningkatkan kerja sama agar Arab Saudi bisa lebih banyak berinvestasi kepada Indonesia daripada ke Tiongkok.
Ia mengatakan, janji Janji Raja Arab Saudi, Salman ketika berkunjung ke Indonesia perlu ditagih melalui hubungan yang proaktif dari Indonesia.
“Saya tidak tahu, misalnya Arab Saudi itu investasinya lebih besar ke Indonesia atau Tiongkok, menurut informasi lebih besar ke Tiongkok, kenapa tidak ke Indoensia?,” tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.