Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Kaos Banteng Celeng, Ganjar dan FX Rudy Dinilai Satu Barisan

Kompas.com - 15/11/2021, 13:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P FX Hadi Rudyatmo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada dalam satu barisan yang sama dengan Barisan "Banteng Celeng".

Adapun hal tersebut diungkapkannya usai mengetahui bahwa kedua tokoh PDI-P itu menerima baju dengan karikatur babi bertaring dan bertuliskan Banteng Celeng yang diberikan kader PDI-P Solo.

"Jadi, FX Rudy dan Ganjar ini berada dalam satu barisan dengan Banteng Celeng itu, bukan keduanya dianaktirikan PDI-P," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/11/2021).

Baca juga: Hasto Sebut Ganjar Tak Tertarik Pinangan Golkar, PDI-P Dinilai Sedang Gusar

Diketahui, momen tersebut terjadi saat Ganjar menyambangi Kota Solo untuk bertemu FX Rudy yang tengah menggelar pameran foto.

Dalam momen itu, sejumlah kader partai berlambang banteng moncong putih itu tersebut berkumpul dan mengenakan baju bertuliskan Banteng Celeng.

Menurut Hendri, momen itu bisa menggambarkan bahwa Barisan Banteng Celeng adalah sekelompok kader PDI-P yang mendukung Ganjar Pranowo maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Apakah barisan itu akan berjuang mencalonkan Ganjar? Ya, sangat mungkin. Tapi kan sekarang terserah Ganjarnya, mau apa. Dia berani enggak melakukan lobi-lobi berat dengan Teuku Umar (kediaman Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri), supaya bisa dicalonkan," jelasnya.

Lebih lanjut, Hendri melihat perspektif lain dari momen saat Ganjar menerima baju Banteng Celeng itu.

Dia menyayangkan tindakan Ganjar menerima langsung baju yang disebut FX Rudy merupakan inisiatif kader PDI-P di Solo.

Baca juga: Ganjar Pranowo Dinilai Lebih Menguntungkan Bertahan di PDI-P, Apa Pertimbangannya?

Hendri bahkan menilai Ganjar seolah melakukan blunder politik setelah menerima baju tersebut.

"Menurut saya itu manuver politik yang sedikit banyak blunder, Ganjar menerima kaos Banteng Celeng itu. Mustinya ia kalem saja dulu," nilai Hendri.

Ganjar, kata Hendri, sebaiknya bersikap tenang ketika banyak pihak yang menilainya didukung oleh sejumlah relawan sebagai calon presiden (capres).

Ia berharap, Ganjar tidak berkunjung ke pihak-pihak relawan yang mendukungnya maju sebagai capres 2024.

"Tidak perlu terlalu banyak berkecimpung dengan relawan dan kegiatan capres-capresan. Selesaikan dengan baik jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah," tutur dia.

Baca juga: Saat Ganjar Terima Baju Banteng Celeng dari Kader PDI-P Solo

Kendati demikian, Ganjar juga disarankan tetap melakukan komunikasi politik ke pihak Megawati Soekarnoputri, apabila benar ingin mencalonkan diri dalam Pilpres 2024.

"Itu hal yang harusnya dia lakukan sih sekarang. Enggak usah terlalu rame dengan pencalonan capres, apalagi dipersepsikan turut serta dalam barisan relawan dia menuju capres itu. Nanti ada waktunya," pungkas Hendri.

Sebelumnya diberitakan, momen Ganjar menerima baju Banteng Celeng terjadi pada saat politisi PDI-P itu berkunjung ke Kota Solo, Jumat (12/11/2021).

Adapun kunjungan Ganjar itu untuk menyambangi rumah FX Hadi Rudyatmo yang tengah menggelar pameran foto.

Sejumlah kader PDI-P Solo berkumpul di rumah FX Rudy menggunakan baju dengan karikatur babi bertaring dan tulisan BANTENG CELENG.

Baju itu juga turut diberikan kader PDI-P Solo untuk Gajar dan Rudy.

Baca juga: Soal Pinangan Golkar, Hasto: Bung Ganjar Tidak Tertarik

Saat dikonfirmasi awak media, Ganjar mengaku tidak tahu ada gambar babi di baju yang dihadiahkan kepadanya.

"Enggak ada gambar celeng, ngawur. Gambarnya Pak Rudy kok," kata Ganjar saat meninggalkan rumah Rudy seperti diberitakan Kompas TV.

Diketahui, Banteng Celeng merupakan sebutan dari Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto terhadap kader partai yang mendeklarasikan capres mendahului keputusan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri.

”Adagium di PDI-P itu, yang di luar barisan bukan banteng. Itu namanya celeng. Jadi, apa pun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng,” kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com