JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 14 November menjadi hari spesial bagi Korps Brigade Mobile (Brimob) Polri. Pada tanggal tersebut, korps khusus Polri yang menangani kejahatan berintensitas dan berkadar tinggi dilahirkan, tepatnya pada 1946 atau 76 tahun lalu.
Namun jauh sebelum menyandang nama Brimob, satuan itu mempunyai andil besar dalam mempertahan kemerdekaan maupun melawan pemberontak di masa-masa awal berdirinya Republik Indonesia.
Baca juga: Menhan Prabowo Dianugerahi Warga Kehormatan Brimob
Cikal bakal Brimob adalah sebuh organisasi polisi bentukan Jepang. Namanya Tokubetsu Kaisatsu Tai atau Polisi Khusus. Satuan itu kemudian berubah nama menjadi Polisi Istimewa, Mobrig (Mobil Brigade), dan lalu jadi Brimob (Brigade Mobil).
Masa pendudukan Jepang di Indonesia menjadi proses awal cikap bakal pembentukan Brimob. Jepang pada April 1944 membentuk sebuah organisasi dan barisan militer bernama Tokubetsu Kaisatsu Tai di Indonesia.
Pembentukan Tokubetsu Kaisatsu Tai sebagai bagian dari strategi perang Asia Timur Raya Jepang. Tokubetsu Kaisatsu Tai menjadi tenaga cadangan yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas tinggi.
Tokubetsu Keisatsu Tai memiliki anggota para polisi muda yang didirikan di setiap karisedanan di seluruh Jawa, Madura, dan Sumatera. Tokubetsu Keisatsu Tai mempunyai persenjataan yang lebih lengkap dari pada polisi biasa.
Para calon anggotanya pun diasramakan dan memperoleh pendidikan serta latihan kemiliteran dari tentara Jepang.
Disebutkan pula bahwa anggota Tokubetsu Keisatsu Tai adalah pasukan polisi yang terlatih, memiliki disiplin tinggi dan terorganisasi dangan rapi.
Ketika Jepang menyerah kepada sekutu dan kemudian Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, saat itu pula masa penggemblengan Tokubetsu Keisatsu Tai berakhir.
Bersama-sama dengan rakyat dan berbagai kesatuan lainnya, anggota Tokubetsu Keisatsu Tai lalu bahu-membahu mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sejak Jepang menyerah kepada sekutu, seluruh satuan semi militer dan militer di Indonesia dibubarkan. Satu-satunya kesatuan yang masih boleh memegang senjata adalah Tokubetsu Keisatsu Tai.
Hal ini lantas membuat anggota-anggota Tokubetsu Keisatsu Tai menjadi pioneer dalam perebutan senjata mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Satuan ini juga yang mensponsori pembukaan gudang-gudang senjata secara paksa. Selanjutnya, senjata-senjata itu dibagi-bagikan kepada mantan anggota semi militer dan militer serta para pejuang lainnya.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Tokubetsu Keisatsu Tai kemudian berubah nama menjadi Polisi Istimewa.
Pada 21 Agustus 1945, saat apel pagi yang diikuti semua anggota Polisi Istimewa dan pegawai lainnya di Markas Kesatuan Polisi Istimewa, Inspektur Polisi Tingkat I Mohammad Jasin, membacakan teks Proklamasi Polisi Istimewa yang berbunyi, "Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Poelisi sebagai Poelisi Repoeblik Indonesia".