Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Golkar Lirik Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024...

Kompas.com - 13/11/2021, 06:30 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Gubernur Jawa Tengah yang juga politisi PDI-P Ganjar Pranowo mencuri perhatian Partai Golkar. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid tiba-tiba menyatakan partainya terbuka untuk mencalonkan Ganjar pada Pilpres 2024 bila tidak dicalonkan oleh PDI-P.

"Nanti kalau misalnya Ganjar tidak mendapat tempat di partainya, ada Golkar terbuka. Apakah nomor satu atau nomor dua, itu soal nanti, kan Pak Airlangga tidak mungkin maju sendiri, pasti ada wakil," kata Nurdin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (11/11/2021).

Namun, ia tidak mengungkapkan apakah Ganjar akan dicalonkan sebagai presiden atau menjadi wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Golkar yang akan diusung sebagai presiden.

Mantan ketua PSSI itu menuturkan, Golkar pun siap menyambut Ganjar sebagai rumah baru bagi kader PDI-P tersebut.

Baca juga: Golkar Buka Pintu Jadi Capres, Ganjar Dinilai Bisa Bernapas Lega

 

"Ini ada rumah baru, tapi ketika kita masuk dalam sebuah rumah yang baru, tidak jual kontrak, jangan menjadi pemilik, bersama-sama dulu baru menjadi pemilik," kata Nurdin.

Elektabilitas tinggi

Diliriknya Ganjar oleh Golkar untuk pencalonan di Pilpres 2024 tak lepas dari tingginya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu.

Berdasarkan survei Poltracking Indonesia yang dirilis pada 25 Oktober, elektabilitas Ganjar sebesar 18,2 persen mengungguli Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di posisi kedua dengan elektabilitas 17,1 persen. Adapun di posisi ketiga ialah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas 10,2 persen.

Selain itu, dalam survei Litbang Kompas yang dirilis pada 18 Oktober, Ganjar dan Prabowo menempati posisi teratas dengan elektabilitas 13,9 persen. Posisi berikutnya disusul oleh Anies dengan elektabilitas 9,6 responden.

Kendati memiliki elektabilitas yang tinggi, PDI-P selaku partai Ganjar bernaung belum memberikan sinyal bakal mengusungnya di Pilpres 2024.

Sebabnya, PDI-P juga memiliki agenda untuk mengorbitkan putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yakni Puan Maharani, untuk bisa bersaing di level nasional.

Baca juga: Politisi PDI-P Sebut Pernyataan Nurdin Halid soal Peluang Ganjar Digaet Golkar Tak Kredibel

Hal itu terlihat dari masifnya pemasangan baliho Puan di sudu-sudut jalan, hampir di seluruh kota-kota besar.

Gesekan antara Puan dan Ganjar pun sempat terjadi akibat isu pencalonan di Pilpres 2024. Ganjar tak diundang dalam acara PDI-P di Semarang, Jawa Tengah, yang dihadiri Puan.

Kala itu Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI-P Bambang Wuryanto menyatakan, Ganjar Pranowo tak diundang karena manuvernya di media sosial tentang pencalonan presiden di Pilpres 2024.

Bambang mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar, tapi merasa tidak diindahkan.

"Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos (sudah saya kasih kode duluan. Kok semakin terus saja, ya saya agak keras). Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya," katanya.

Baca juga: Golkar Buka Pintu bagi Ganjar, PDI-P Dinilai Perlu Hati-hati

Seharusnya, kata Bambang, strategi pencalonan harus menunggu persetujuan Ketua Umum PDIP-P Megawati Soekarnoputri.

"Kalau dia menjawab, saya kan tidak mengatakan mau nyapres. Ya kalau bicaranya pada tingkat ranting partai, ya silakan. Tapi kalau dengan orang politik, ya pasti sudah paham arahnya ke mana," jelasnya.

PDI-P perlu hati-hati

Menanggapi pernyataan Golkar yang membuka pintu bagi Ganjar, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, PDI-P perlu berhati-hati dalam memperlakukan Ganjar tidak dibajak oleh partai lain.

Adi mengatakan, Ganjar dapat pesaing berat bagi calon presiden yang diusung oleh PDI-P jika Ganjar diusung oleh partai politik lain.

"Perlu dipagari, Ganjar ini kalau diusung partai lain bisa jadi ancaman bagi calon PDI-P. PDI-P mesti hati-hati memberi perlakuan ke Ganjar jangan sampai dibajak partai lain," kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/11/2021).

Adi berpandangan, PDI-P perlu "memagari" dengan cara membiarkan Ganjar untuk berakselerasi terkait pencapresan. Apalagi, keputusan mengenai sosok yang akan diusung PDI-P pun berada di tangan Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum partai.

Baca juga: Nurdin Halid: Kalau Ganjar Pranowo Tak Dapat Tempat di Partainya, Golkar Terbuka

Ia pun menganggap wajar apabila Ganjar dilirik partai lain, termasuk Partai Golkar yang sudah terang-terangan membuka pintu untuk mencalonkan Ganjar jika tidak diusung PDI-P.

"Ganjar ini barang bagus. Sangat seksi untuk pencapresan 2024. Jadi trending dan idola banyak orang, elektabilitasnya naik terus, wajar kalau dilirik banyak partai lain. Golkar sepertinya ingin menggoda Ganjar," ujar dia.

Terlebih, kata Adi, Ganjar selama ini kerap disindir secara terbuka untuk angkat koper dari PDI-P sehingga wajar apabila Golkar tidak mau ketinggalan kehilangan kesempatan.

"Kalau tak dapat karpet merah ada karpet kuning yang terbentang luas. Tentu ini godaan menggiurkan," ujar Adi.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com