JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan mendorong penguatan peran Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas), terutama di perbatasan darat Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat.
Sebab, jalur tikus lintas batas darat masih menjadi persoalan terbesar di kawasan perbatasan lantaran kerap menjadi jalur keluar-masuk orang secara ilegal.
“KSP mendorong penguatan pengamanan di jalur ilegal untuk mencegah penyebaran Covid-19, serta tindak pidana lintas batas negara seperti TPPU, narkoba dan human trafficking,” kata Irfan melalui keterangan tertulis, Kamis (11/11/2021).
Irfan pun menyayangkan maraknya eksploitasi sumber daya alam, perpindahan orang ilegal, bahkan transaksi narkotika yang terjadi di jalur-jalur tikus perbatasan. Hal ini, menurutnya, menimbulkan kerugian negara yang sangat besar.
“KSP akan membawa masalah ini dalam forum rapat koordinasi antar kementerian/lembaga terkait,” ujar Irfan.
Baca juga: KSP Sebut Keputusan Jadwal Pemilu 2024 Ada di Tangan KPU
Sementara itu, dalam pertemuan antara tim KSP dengan Kepala Kelompok Staf Ahli Pangdam XII Tanjungpura Brigjen TNI Handoko Nurseta, terungkap bahwa setidaknya ditemukan 98 jalan tikus di sepanjang perbatasan darat Kalimantan Barat-Malaysia.
Menurut Handoko, sepanjang 400 kilometer wilayah perbatasan yang beririsan dengan wilayah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), masih menjadi blank area yang tidak dijaga oleh Satgas Pamtas karena menjadi wilayah penjagaan polisi hutan.
Namun, ironisnya, blank area ini marak dijadikan jalur untuk memasok kayu dari hutan Indonesia ke Malaysia secara ilegal karena jumlah personel dan fungsi polisi hutan masih sangat terbatas.
Terkait hal itu, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menekankan pentingnya penguatan Satgas Pamtas untuk menjaga perbatasan.
“Kita tahu bahwa jumlah personel dan fungsi polisi hutan masih sangat terbatas. Oleh karenanya, sangat perlu bagi pemerintah untuk menambah satgas pamtas dari kesatuan TNI untuk mengamankan wilayah blank area tersebut,” kata Sutarmidji.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.