Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Corona AY.4.2 Sudah Masuk Singapura dan Malaysia, RI Waspada

Kompas.com - 11/11/2021, 11:21 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, pihaknya mewaspadai masuknya varian Corona AY.4.2 atau Delta Plus ke Indonesia seiring dengan terdeteksinya varian tersebut di Singapura dan Malaysia.

"Subvarian Delta ini juga telah ditemukan di negara-negara tetangga termasuk Malaysia dan Singapura, kita tetap perlu waspada dengan mempertimbangkan sub varian ini yang masih bisa memicu gelombang berikutnya di Indonesia," kata Nadia dalam konferensi pers terkait PPKM melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (10/11/2021).

Nadia mengatakan, hingga saat ini, varian Corona AY.4.2 dan Mu belum ditemukan di Indonesia. Saat ini, kata dia, varian Delta masih mendominasi di Tanah Air.

Baca juga: Luhut Sebut Varian Delta Plus 15 Persen Lebih Ganas daripada Varian Delta

"Dari total lebih 8.000 sequencing yang kita lakukan mayoritas merupakan variant of concern yang kita temukan adalah varian delta yang diikuti varian Beta," ujarnya.

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya varian AY.4.2, para pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia wajib melakukan pemeriksaan Covid-19.

"Tidak semua pintu masuk dibuka untuk Pelaku Perjalanan dari luar negeri, Pemeriksaan saat masuk entry dan exit test wajib dilakukan," ucap dia.

Sementara itu, Pakar ilmu kesehatan dari Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, dari data terbaru varian Covid-19 yang diterimanya, varian Corona AY.4.2 lebih menular 10 hingga 15 persen dari Delta.

"Dari lima kemungkinan dampak maka baru ada informasi tentang penularan, yaitu bahwa AY.4.2 nampaknya sekitar 10 sampai 15 persen lebih menular," kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.

Tjandra mengatakan AY.4.2 adalah semacam “turunan” dari varian Delta. Awalnya pada akhir 2020 dan awal 2021 dikenal sebagai B.1.617. Lalu muncul B.1.617.1 yang pernah diberi nama varian Kappa, B.1.671.2 yang dikenal luas sebagai varian Delta dan B.1.617.3.

Dari varian Delta B.1.671.2, kata Tjandra, kemudian ada berbagai turunannya lagi, antara lain 75 jenis varian Delta yang tergolong AY di antaranya yang paling banyak dibahas adalah AY.4.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu mengatakan kasus AY.4 dilaporkan mendominasi 63 persen kasus baru di Inggris dalam sebulan terakhir. Sementara AY.4.2 juga terus meningkat angkanya di Inggris.

"Pada data 4 sampai 11 Oktober 2021 ada 8,5 persen kasus barunya adalah AY.4.2, lalu naik menjadi 10,3 persen pada data 11 sampai 18 Oktober 2021 dan bahkan naik lagi menjadi 11,3 persen pada data mingguan 18 sampai 25 Oktober 2021," katanya.

Tjandra juga mengatakan, varian AY.4.2 mengandung mutasi pada varian A222V dan juga Y145H.

Data dari lembaga internasional GISAID yang mengkompilasi genom berbagai jenis virus Delta menunjukkan sudah ada 26 ribu genom AY.4.2 yang dilaporkan. Varian ini sudah dilaporkan dari 42 negara.

"Kita tahu kalau ada varian baru virus SARS-CoV-2 maka selalu dibicarakan kemungkinan lima dampaknya, yaitu pada penularan, beratnya penyakit, kemungkinan infeksi ulang, dampak pada diagnosis dan dampak pada vaksin," katanya.

Menurut Tjandra data penelitian terkait varian AY.4.2 masih sangat awal dan bukti ilmiahnya masih terus dikumpulkan.

"Data dari Inggris menunjukkan penularan lanjutan (secondary attack rate) varian Delta di rumah tangga yang diteliti adalah 11 persen, sementara angkanya pada AY.4.2 meningkat menjadi 12,4 persen," ujarnya.

Baca juga: Antisipasi Varian AY.4.2, Tak Tertutup Kemungkinan Masa Karantina Jadi 7 Hari

Menurut Tjandra ada juga yang menyebut AY.4.2 sebagai Delta Plus. "Ini bukanlah istilah baku, walau tentu boleh-boleh saja digunakan karena memang merupakan “terusan” dari varian Delta," ujarnya.

Hanya saja harus diingat, kata Tjandra, sebelum AY.4.2 sudah ada Delta Plus yang lain. Pada sekitar Mei dan Juni 2021 India menghadapi varian K417N yang juga merupakan turunan dari varian Delta dan mereka sebut sebagai Delta Plus ketika itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Nasional
Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Nasional
Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Nasional
Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Nasional
Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Nasional
Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Nasional
OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi 'Online'

OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi "Online"

Nasional
Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com