Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Gencar Sosialisasikan Cara Ikut Vaksinasi Covid-19 bagi Masyarakat Adat

Kompas.com - 10/11/2021, 15:51 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lead Advokasi Lapor Covid-19 Agus Sarwono meminta pemerintah menyosialisasikan secara masif bagaimana cara mengikuti vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat adat atau yang tidak memiliki nomor induk kependudukan (NIK).

Menurut dia, meskipun pemerintah sudah menyatakan mereka bisa divaksin, cara untuk mendapatkannya belum sampai kepada mereka.

"Saat ini misalnya bagi masyarakat adat atau yang kebetulan tidak mempunyai NIK sudah mulai bisa divaksin, tetapi caranya bagaimana? Itu perlu disampaikan kepada publik, kapannya ini yang perlu diperkuat, diperluas," kata Agus di acara diskusi virtual bertajuk Tantangan Vaksinasi Inklusif Bagi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan, Rabu (10/11/2021).

Baca juga: Menkes Harap Semua Warga Badui Bersedia Divaksinasi Covid-19

Oleh karena itu, Agus menilai perlu ada penguatan sistem kesehatan di basis-basis warga.

Apalagi, Indonesia mempunyai pengalaman baik soal program vaksin dan imunisasi yang dilakukan melalui pos pelayanan terpadu (posyandu).

Seharusnya, ujar dia, kelompok-kelompok masyarakat yang ada di basis-basis kampung tersebut dapat dilatih untuk menjadi organisasi atau melakukan kegiatan kepanitiaan dalam program-program vaksinasi.

"Sejak dulu hingga saat ini, posyandu-lah yang merancang kegiatan imunisasi-imunisasi anak dan seharusnya ini bisa dilakukan ibu-ibu PKK, kelompok-kelompok posyandu dilatih untuk menjadi tim inti dalam program-program vaksinasi Covid-19," kata dia.

Menurut Agus, warga yang ada di basis keluarga memiliki data berapa banyak disabilitas di kampungnya, berapa banyak lansia, dan kelompok masyarakat lainnya.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar Senen, Petugas Kenakan Pakaian ala Pejuang Kemerdekaan

Selain itu, kata dia, apabila program vaksinasi Covid-19 hanya dilakukan di kota-kota besar atau kecamatan, kelompok-kelompok rentan yang berada di pelosok akan kesulitan.

"Mereka butuh waktu untuk jalan ke lokasi vaksinasi, meskipun didukung berbagai macam lembaga, TNI/Polri untuk lakukan vaksinasi," kata dia.

"Sayangnya memang ketika bulan Juni-Agustus program vaksinasi lebih banyak di pusat-pusat kota/kabupaten/kecamatan tapi tidak sampai ke basis-basis warga, kampung, dan seterusnya," ujar Agus.

Disamping itu, literasi vaksin berbasis komunitas juga perlu dilakukan.

Agus meyakini bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang takut divaksin Covid-19.

Baca juga: Pemerintah Terus Genjot Cakupan Vaksinasi, Satgas: Demi Melindungi Semua Kalangan

Hal tersebut bisa dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya informasi yang tidak sampai kepada mereka.

"Sehingga mereka takut divaksin, takut dampaknya dan lainnya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com