Catatan penyelenggaraan pemilu pada periode sebelumnya, hanya mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Wiranto yang masuk arena persaingan politik.
Saat itu, tidak hanya sampai pada tahapan popularitas calon presiden hasil jaringan survei opini publik saja, karir politik Wiranto bahkan berlanjut sebagai calon presiden bersama pasangannya Jusuf Kalla, pada Pemilu Presiden 2009.
Jika memang kehadiran tiga tokoh pimpinan militer tersebut juga berlanjut dalam arena persaingan politik, pertanyaannya seberapa besar peluang dukungan masyarakat tertuju pada calon pemimpin berlatar militer?
Baca juga: Sepanjang Sejarah Berdirinya RI, Cuma 2 Kali Panglima TNI Berasal dari Angkatan Laut
Merujuk survei opini publik, potensi dukungan terhadap pemimpin berlatar belakang militer bersifat dialektik. Pada masa sebelumnya terdapat kecenderungan adanya relasi antara ketertarikan publik pada para pemimpin militer, kehadiran tokoh berlatar militer saat itu, dengan citra TNI yang terbentuk.
Dalam hal ini, tatkala citra TNI dalam penilaian masyarakat kurang memuaskan maka saat yang sama keinginan publik untuk mendukung tokoh berlatar belakang militer sebagai calon presiden redup.
Survei Litbang Kompas pada September 1998, misalnya, mengungkapkan 62 persen responden menilai citra TNI buruk.
Baca juga: Survei Litbang Kompas, Partai Gelora Jadi Partai Baru Paling Dikenal
Saat itu, sejak kemunduran Presiden Soeharto di bulan Mei 1998, tekanan anti kepemimpinan militer tengah menguat.
Tokoh militer yang tampil, Jenderal Wiranto, misalnya, tidak mampu meningkatkan citra yang telanjur terpuruk. Tergambarkan pula pada survei yang sama, jelang Pemilu 1999, sebanyak 59 persen responden menolak kepemimpinan berlatar militer.
Jelang Pemilu 2004, kondisi berubah. Pamor kepemimpinan militer meroket. Pasalnya, produk kepemimpinan sipil yang berjalan dirasakan kurang banyak memenuhi harapan. Citra TNI justru berbalik dinilai positif oleh hampir 60 persen responden.
Apalagi, saat yang sama sosok Susilo Bambang Yudhoyono mulai tenar. Berdasarkan survei di bulan April 2004, sebanyak 58,7 persen responden justru berbalik menginginkan sosok kepemimpinan berlatar belakang militer.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Ridwan Kamil hingga Ahok Masuk Bursa Capres 2024
Bagaimana dengan kondisi saat ini? Hasil survei Litbang Kompas di bulan Oktober 2021 menunjukkan citra TNI sangat positif di mata publik. Sembilan dari 10 responden menyatakan baik citra yang terbentuk.