Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pastikan Penyandang Disabilitas yang Jadi Korban Rudapaksa di Bima Dapat Perlindungan

Kompas.com - 04/11/2021, 11:59 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan seorang perempuan penyandang disabilitas yang menjadi korban pemerkosaan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mendapatkan perlindungan dan kasusnya ditangani secara adil.

Saat ini, perempuan tersebut diketahui tengah hamil 9 bulan.

“Kami memantau kasus ini sejak adanya laporan bahwa korban seorang perempuan disabilitas mengalami pemerkosaan oleh terduga oknum staf desa. Kami ingin memastikan kasus ini diselesaikan secara komprehensif, cepat, dan korban mendapatkan perlindungan yang selayaknya baik secara psikologis dan hukum,” kata Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar dikutip dari siaran pers, Kamis (4/11/2021).

Ia mengklaim bahwa kasus tersebut saat ini telah dilanjutkan kembali, setelah beberapa waktu lalu Polres Bima menghentikannya karena belum cukup bukti.

"Sejak korban melapor, tim PPPA di Bima telah membawa korban ke psikolog untuk memantau perkembangan psikisnya mengingat korban dalam keadaan hamil," kata dia.

Baca juga: Kasus Dugaan Pemerkosaan di Luwu Timur, Ibu Korban Sudah Dimintai Keterangan

Nahar mengatakan, Dinas PPPA setempat telah mendampingi korban dengan mengantar pemeriksaan USG, psikolog, dan pendampingan olah TKP.

Oleh karena itu, dia pun berharap agar kasus pemerkosaan keji terhadap korban disabilitas itu dapat segera berjalan dan diselesaikan.

"Sehingga korban tidak mendapat tekanan berlanjut sebab korban saat ini dalam keadaan hamil," kata dia.

Selain itu, Nahar menegaskan bahwa pihaknya tidak menoleransi segala bentuk kekerasan perempuan dan anak.

Pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan, kata dia, harus dimulai sejak dari keluarga, lingkungan terdekat hingga seluruh masyarakat.

“Aksi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak harus kita lakukan bersama-sama, semua pihak harus bergerak,” ucap dia.

Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, seorang perempuan penyandang disabilitas berusia 18 tahun di Kabupaten Bima, NTB, menjadi korban rudapaksa oleh oknum pegawai kantor desa berinisial CT.

Baca juga: Kapolsek Kutalimbaru, Kanit Reskrim, dan Penyidik Dicopot Terkait Pemerkosaan Istri Tahanan

Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Bima Kota pada 15 Agustus 2021. Saat itu, Polres Bima sempat menangkap dan menahan terduga pelaku. Namun, berdasarkan informasi dari keluarga korban, pelaku dilepaskan karena bukti yang kurang.

Keluarga korban mempertanyakan kasus tersebut dan terus menuntut keadilan agar pelaku diproses secara hukum.

Akibat perbuatan bejat pelaku, kini korban tengah hamil 9 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com