Lebih lanjut, Yuyun meminta pemerintah dalam hal ini Menteri LHK mengetahui bahwa tujuan pembangunan berskala besar haruslah memiliki subjek kepada anak muda atau generasi ke depan.
Ia pun mengungkit pernyataan sejumlah pemangku kebijakan yang menilai, Indonesia akan mencapai tahun emas pada 2045 atau 100 tahun Kemerdekaan RI.
Menurut Yuyun, seharusnya pembangunan diutamakan melindungi lingkungan hidup dan peningkatan sumber daya manusia agar anak-anak muda dan generasi mendatang bisa menikmatinya pada tahun tersebut.
"Aspirasi mereka (anak muda), berdasarkan survei terakhir Indikator Politik, dari 4.000 responden nasional, 81 persen responden menyatakan bahwa yang paling utama adalah pelestarian lingkungan hidup dan juga aksi konkrit dalam mengatasi krisis iklim," ucap Yuyun.
Baca juga: Menteri LHK Klaim Kemajuan Indonesia dalam Penanganan Perubahan Iklim Diakui Banyak Pihak
Yuyun berpendapat, berkaca hasil survei tersebut, anak-anak muda justru menginginkan adanya pelestarian lingkungan hidup ketimbang pembangunan berskala besar.
Menurut dia, anak-anak muda bahkan rela Indonesia mengalami konsekuensi pelambatan ekonomi, asalkan pelestarian lingkungan tetap terjaga.
"Meski ada konsekuensi terhadap ekonomi, artinya ekonomi kita melambat, tidak masalah, asal kemudian yang utama adalah soal lingkungan hidup dan juga menjaga supaya tak terjadi bencana akibat krisis iklim," üjar Yuyun.
"Jadi, melihatnya bukan kemudian hanya soal mendorong pertumbuhan ekonomi, mengejar supaya kita menjadi negara maju, tapi juga harus diletakkan sebagai aspirasi masyarakat, aspirasi anak muda yang menjadi pewaris masa depan," kata dia.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar melalui twit dalam akun Twitter @SitiNurbayaLHK menyatakan, pembangunan besar-besaran era Presiden Jokowi tidak boleh berhenti atas nama emisi karbon atau atas nama deforestasi.