JAKARTA, KOMPAS.com- Mantan Menteri BUMN periode 2007-2009 Sofyan Djalil mengungkap alasannya mengangkat Richard Joost (RJ) Lino sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo II).
Adapun Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN) itu hadir sebagai saksi a de charge atau saksi yang meringankan untuk terdakwa RJ Lino terkait kasus dugaan korupsi pengadaan tiga unit Quay Container Crane (QCC) di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II.
"Jadi pertimbangan Pak Lino diangkat, saya cari profesional," ujar Sofyan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (3/11/2021)
Sofyan pun menjelaskan bahwa dirinya sempat mewawancarai beberapa kandidat calon Dirut PT Pelindo II. Namun, dari beberapa kandidat profesional yang diwawancarai, tidak ada yang memuaskan.
"Saya belum puas. Tapi ada seseorang mengatakan ada orang Indonesia menjadi Dirut perusahaan pelabuhan di China, dia katanya bekas orang Pelindo, namanya RJ Lino," ungkap Sofyan.
Baca juga: Jadi Saksi di Sidang RJ Lino, Sofyan Djalil Jelaskan soal Menyimpangi Aturan Barang dan Jasa
Menurut dia, fokusnya saat itu untuk mencari orang-orang dari kalangan profesional untuk ditarik ke BUMN karena sebagian besar masalah di perusahaan plat merah itu bisa selesai bila kalangan profesional dilibatkan.
"Orang-orang mengatakan, saya punya keyakinan angkat orang yang bagus menjadi Dirut, 80 persen masalah sudah selesai, yang 20 persen diselesaikan oleh Dirut,” ucap Sofyan.
“Maka waktu saya Menteri itu, saya mencari orang-orang terbaik di kalangan profesional," lanjut dia.
Sofyan lantas menghubungi RJ Lino yang kala itu berada di Jakarta dan menawarkan untuk mengikuti wawancara sebagai calon Dirut PT Pelindo II.
"Datang beliau, waktu wawancara itu ngomongnya banyak sekali, sampai saya bilang, 'apa anda terlalu pintar atau saya terlalu bodoh?'," ucap Sofyan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.