Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drone Emprit: Disinformasi Jadi Ladang Industri Fenomena Global, Tak Hanya di Indonesia

Kompas.com - 01/11/2021, 19:09 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti media sosial dari Drone Emprit Ismail Fahmi menyatakan, disinformasi atau informasi salah di Indonesia telah menjadi sebuah ladang industri.

"Jadi kalau dilihat di sini yang menarik di sini istilahnya industrialis disinformation. Jadi disinformasi itu sedang (jadi) industri, ini yang parah," ujar Fahmi, dalam acara Pasukan Siber, Manipulasi Opini Publik dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia yang digelar LP3ES, Senin (1/11/2021).

Fahmi menilai, ketika disinformasi menjadi sebuah pekerjaan, hal itu masih biasa saja.

Akan tetapi, ketika disinformasi dijadikan ladang industri, hal itu pun dapat dianggap parah di tengah demokrasi Indonesia.

Baca juga: Peringati Hari Nusantara, Kominfo Imbau Para Jurnalis Tak Sebarkan Disinformasi

"Ini merupakan fenomena global, bukan hanya di Indonesia," kata dia.

Di samping itu, Fahmi juga menyoroti keberadaan cyber army atau pasukan siber.

Ia mencatat, terdapat 9 negara yang terdapat pasukan siber pada 2017, termasuk Indonesia.

Setahun berikutnya, jumlah pasukan siber bertambah menjadi 8 negara.

"Jadi ada pasukan siber di sana, meningkat terus jumlahnya," katanya.

Adapun pasukan siber di Indonesia yang cukup familiar, salah satunya Muslim Cyber Army.

Baca juga: Agensi Misterius Tawari Sejumlah Influencer Asing untuk Sebarkan Disinformasi Soal Vaksin Covid-19

Diketahui, sejumlah pengelola akun Muslim Cyber Army telah diamankan pihak kepolisian.

Fahmi menilai, pasukan siber sebetulnya berposisi netral. Hanya saja, mereka bisa dipergunakan untuk tindakan positif atau pun negatif bergantung penggunanya.

"Sama dengan buzzer, aslinya itu netral bisa dipakai untuk politik, untuk menyampaikan yang positif-positif atau politik untuk menjatuhkan lawan dan menyampaikan disinformasi," kata Fahmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com