KOMPAS.com - Keterbatasan kondisi tidak menjadi penghalang untuk menebar ilmu kebaikan kepada sesama, terutama di bidang agama lewat kajian dan amalan kitab suci Al-Qur'an.
Kebaikan tersebut dilakukan oleh salah satu penyandang tunanetra sekaligus guru honorer di Sekolah Luar Biasa (SLB) Budi Nurani, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), bernama Ilham.
Lahir sebagai tiga bersaudara dengan penyandang tunanetra tidak menjadikan Ilham patah arang. Setelah menyelesaikan pendidikan strata satu (S1), ia mengabdikan diri untuk mengajarkan anak-anak di SLB Budi Nurani cara membaca Al-Qur'an.
Semangat Ilham dalam mengajarkan Al-Qur'an kepada anak didiknya tersebut mampu menggerakan hati Dompet Dhuafa untuk menyalurkan bantuan berupa seperangkat Al-Qur'an braille beberapa pekan lalu.
Baca juga: KPU Kota Semarang Sediakan 3.447 Alat Bantu Huruf Braille untuk Pemilih Tunanetra
Dompet Dhuafa sendiri menyumbangkan Al-Qur'an braille dengan ukuran lebih kecil sebagai pemberian dari salah satu donatur.
“Alhamdulillah saya senang sekali mendapatkan bantuan Al-Qur'an braille ini. Terlebih ukurannya lebih simpel dan mudah dibawa-bawa anak-anak," jelas Ilham seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (1/11/2021).
Sebelumnya, ia mengaku, pihaknya merasa kesulitan saat mengajar anak didiknya menggunakan Al-Qur'an braille yang lama.
Sebab, kata Ilham Al-Qur'an braille milik SLB Budi Nurani memiliki ukuran sangat besar. Hal ini juga dapat menyulitkan anak-anak di tingkat sekolah dasar (SD) untuk membawanya setiap hari.
Baca juga: Google Perkenalkan Keyboard Braille di Android untuk Tunanetra
“Saya suka kasihan dengan murid-murid di sini. Al-Qur'an braille yang kami miliki hanya sedikit dan sangat besar ukurannya, mereka pasti keberatan membawanya kalau sekolah setiap hari,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Al-Qur'an braille tidak seperti kitab suci umat Islam pada umumnya yang terdiri dari satu mushaf.
Al-Qur'an braille memiliki 30 mushaf pada masing-masing juz. Hal ini menjadikan Al-Qur'an braille cukup sulit didapat karena memiliki komponen banyak.
"Al-Qur'an braille itu tidak seperti Al-Qur'an yang kami baca sehari-hari dengan berbagai macam ukuran. Selain bentuknya lebih besar, setiap juz memiliki mushafnya sendiri," ucap Kepala Sekolah SLB Budi Nurani, Tanti R Kanti.
Baca juga: Perspektif Bintang dalam Al Quran, Penciptaan Bintang hingga Perilakunya di Akhir Zaman
Terlebih, lanjut dia, harga Al-Qur'an braille cukup mahal dan SLB Budi Nurani belum sanggup memenuhi kebutuhan tersebut karena keterbatasan dana yang dimiliki.
Namun, kini dengan adanya bantuan Al-Qur'an braille dari Dompet Dhuafa, pihak SLB Budi Nurani mengaku senang.
Pasalnya, penyaluran Al-Qur'an braille tersebut diklaim sangat membantu guru dan murid-murid SLB Budi Nurani secara keseluruhan.