Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Dukung Kapolri untuk Potong Kepala Sekaligus Ekor Ikan yang Busuk

Kompas.com - 30/10/2021, 06:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM beberapa pekan terakhir ini pemberitaan mengenai perilaku personel Polri memang tengah di tubir kenistaan.

Ada personel yang menembak rekannya. Ada komandan Polres yang menendang dan memukul anak buahnya. Ada kepala Polsek yang memperkosa anak tersangka. Ada penyidik memperkosa istri tersangka. Ada juga polisi yang memeras pengusaha.

Sungguh tidak ada bagus-bagusnya sikap dan laku personel Korps Bhayangkara.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo geram. Ia memberi ultimatum dengan mengutip peribahasa, “ikan busuk dari kepalanya”.

Artinya, organisasi yang gagal disebabkan oleh pemimpinnya. 

Mari menilik kasus Kapolres Nunukan, Kalimantan Utara, AKBP Syaiful Anwar yang menghajar anak buahnya sendiri Brigadir Sony Limbong tanggal 21 Oktober 2021. Alasannya, Brigadir Sony yang bertugas di bagian teknologi informasi dan komunikasi Polres Nunukan dianggap tidak becus kerjanya.

Ini seharusnya tidak terjadi. Kapolres Nunukan gagal membina jajaran di bawahnya dan tidak cakap mengendalikan emosi pribadi. Ia menyalahi program Presisi yang telah dicanangkan Kapolri yakni prediktif, responsibilitas, dan transparansi.

Baca juga: 5 Fakta Kapolres Nunukan Aniaya Anggota, Kronologi hingga Penyebabnya

Kasus lain. Briptu MN, anggota Polsesk Wanasaba, menembak Briptu Hairul Tamimi, anggota Polres Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, hingga tewas menggunakan senjata organik, Senin, 25/10/2021. Pemicunya adalah rasa cemburu. 

Pembinaan mental dan moral personel secara ajeg dan berkesinambungan rupanya gagal dilakukan di Polres Lombok Timur.

Ada juga kasus moral yang lain. Kapolsek Parigi, Sulawesi Tengah, Iptu Dewa Gede Nurate, diduga memerkosa anak tersangka pencurian hewan ternak sebagai barter pelepasan tersangka dari tahanan. Sungguh perilaku moral yang bejat.  

Proses pemecatan dengan tidak hormat terhadap pelaku setidaknya menjadi terapi kejut untuk anggota Polri yang lain.

Jika menganut falsafah “potong kepala ikan yang busuk” maka kepala Polres tempat Polsek Parigi menginduk juga harus mendapat “pembinaan” karena rendahnya pengawasan atasan terhadap kondite anak buahnya.

Baca juga: Kapolsek Parigi yang Diduga Perkosa Anak Tersangka Dipecat dengan Tidak Hormat

Masih di sekitar kasus moral, apa yang dipertontonkan seorang polisi di Polsek Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara, juga sangat mencoreng Polri secara keseluruhan.

Seorang penyidik memperkosa istri tersangka pengedar narkoba. Ia langsung dicopot berikut kepala unit dan kepala Polseknya. Mereka kini tengah menjalani pemeriksaan internal.

Sesuai tekad “memotong kepala ikan yang busuk”, sebaiknya mereka dijatuhi hukuman maksimal. Lebih baik cari ikan segar daripada memelihara ikan busuk. 

Baca juga: Anggota Polisi Kutalimbaru Perkosa Istri Tahanan, Kapolda Sumut: Saya Sudah Copot Termasuk Kapolsek dan Kanitnya

Kasus lain lagi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Maluku Kombes Pol SH disebut memeras seorang pengusaha bernama AY. Pengusaha itu kini sudah meninggal.

Menurut istri AY, semasa masih hidup, suaminya kerap dimintai uang ratusan juta rupiah. Oknum polisi itu juga meminta tiket dan akomodasi hotel. Saat itu, AY adalah tersangka kasus penipuan dan penggelapan.

Kasus pemerasan dengan pemanfaatan label tersangka kerap digunakan jajaran Polri di berbagai tanah air untuk kepentingan segelintir oknum.

Era Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang bertekad akan memotong kepala ikan yang busuk harusnya bisa mengakhiri praktik kotor ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com