Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto Sebut Megawati dan Jokowi Diserang Pihak yang Ingin Rusak PDI-P

Kompas.com - 27/10/2021, 21:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo mengalami serangan politik dari pihak-pihak yang ingin merusak tatanan internal PDI-P.

"Pihak-pihak itu juga menyerang kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam mengatasi isu pandemi Covid-19. Megawati juga ikut diserang melalui berbagai isu," kata Hasto dalam keterangannya, Rabu (27/10/2021).

Baca juga: Yakin Ganjar Diusung PDI-P di Pilpres 2024, Relawan Jokowi: Bu Mega Tak Mungkin Mau Partainya Kalah

Adapun hal tersebut disampaikannya saat membuka acara pelatihan kebencanaan dengan tema La Nina, Fenomena dan Dampaknya di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Rabu.

Hasto mengaku heran lantaran di tengah keaktifan PDI-P menggencarkan kesiapsiagaan bencana alam, hingga pandemi Covid-19 justru mendapatkan serangan.

"Kemudian, saya merespons. Padahal seharusnya kita berlomba untuk menghasilkan prestasi bagai atlet-atlet kita di PON Papua. Mereka berlomba kejar prestasi, ada wasit, taat pada aturan main," jelasnya.

Namun, Hasto tak membeberkan secara gamblang serangan apa saja yang menimpa Megawati.

Ia heran karena Megawati mendapat serangan, padahal kerap memikirkan kepentingan bangsa dan negara.

Hasto juga menekankan, tangan dingin Megawati telah menciptakan pemimpin-pemimpin yang andal melalui proses kaderisasi.

Atas berbagai serangan itu, Hasto menilai ada pihak-pihak yang ingin merusak tatanan di internal partai.

Baca juga: Sekjen PDI-P dan Ketum PKP Bertemu, Bahas Penanganan Covid-19 hingga Wacana Amendemen UUD 1945

Secara spesifik, Hasto menduga bahwa serangan itu erat kaitannya dengan perebutan garis start untuk menghadapi Pilpres 2024.

"Sepertinya ada yang ingin membelah partai, tidak sabar berkaitan dengan capres-cawapres. Lalu ada berbagai bentuk untuk men-downgrade hanya karena elektoral PDIP setiap survei itu selalu tertinggi, padahal itu, kan, melalui sesuatu kerja organisasi termasuk melalui kerja Baguna itu," beber Hasto.

Hasto menambahkan, pihak-pihak itu terkesan tidak memiliki etika dan ingin melangkahi kewenangan Megawati selaku Ketum PDI-P yang berhak menentukan siapa capres-cawapres yang akan diusung.

Diketahui beberapa waktu belakangan, PDI-P memang tengah diterpa dinamika internal partai. Hal itu terjadi usai beberapa elite partai digadang-gadang dicalonkan oleh sejumlah kader.

Contohnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang bahkan dideklarasikan oleh pengurus partai di Jawa Tengah.

Akibatnya, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Purworejo, Albertus Sumbogo mendapat julukan celeng, bukan banteng seperti identik lambang PDI-P.

Adapun julukan itu diberikan kepada Albertus oleh Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto karena terkait mendeklarasikan capres.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Ada yang Ingin Pecah Belah Partai, Tak Sabar soal Capres-Cawapres

Sementara itu, Albertus mengatakan bahwa simpatisan dan kader PDI Perjuangan yang mendukung Ganjar hanya menyampaikan aspirasi sebelum Megawati memutuskan capres dari partai banteng itu untuk Pilpres 2024.

Pria yang menjabat Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) itu mengaku hanya menampung aspirasi masyarakat.

"Bagi saya, saya masih dalam barisan. Hak bicara, hak aspirasi itu dijamin oleh aturan. Saya tidak memutuskan yang harus jadi Ganjar, bukan. Aspirasi masyarakat ini kan perlu ditampung," kata Albertus, Senin (11/10/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com