Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2021, 16:14 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 ASEAN-Australia yang digelar secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).

Pada kesempatan itu Jokowi menyampaikan kekhawatirannya akan AUKUS (Trilateral Security Partnership Australia-UK-US) dan pengembangan kapal selam nuklir Australia.

Keberadaan keduanya dinilai dapat memantik makin tingginya rivalitas di antara kedua belah pihak.

"Kita harus mampu membangun culture of conflict menjadi culture of peace, trust deficit menjadi strategic trust," kata Jokowi melalui keterangan tertulis, Rabu (27/10/2021).

Baca juga: KSAU: AUKUS Dapat Tingkatkan Ketegangan Militer dan Lomba Senjata Nuklir di Kawasan

Jokowi mengaku paham akan adanya dinamika yang sangat tinggi yang dapat mengancam stabilitas kawasan.

Namun, Indonesia tidak ingin kawasan ASEAN-Australia menjadi ajang perlombaan senjata dan power projection yang dapat mengancam stabilitas.

"Indonesia ingin semua pihak terus menghormati treaty of amity and cooperation, hukum internasional, serta norma dan nilai-nilai kawasan," ucap Jokowi.

Jokowi pun mendorong ASEAN-Australia terus membangun kepercayaan agar dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan perdamaian.

Menurut Jokowi, ASEAN memiliki kepercayaan terhadap kekuatan kerja sama dan dialog dalam mengatasi perbedaan.

Baca juga: Sikap Indonesia dalam Pakta Kerja Sama AS-Inggris-Australia (AUKUS)

Hal itulah yang membuat ASEAN dapat bertahan selama lebih dari 50 tahun dan ikut andil dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, serta kesejahteraan di kawasan.

"Dengan kekuatan ini, saya yakin tidak akan ada perdamaian dan stabilitas kawasan tanpa ASEAN," ujarnya.

Oleh karenanya, lanjut Jokowi, Indonesia berharap Australia dapat melanjutkan keterbukaannya terhadap ASEAN dan menjadi salah satu mitra dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.

"Sebagai penutup, Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap status hubungan ASEAN-Australia menjadi comprehensive strategic partnership," kata Presiden.

Baca juga: Mengenal Pakta Pertahanan AUKUS: Pertaruhan Besar Australia yang Bikin ASEAN Kecewa

Sebelumnya, Indonesia dan Malaysia telah mengungkapkan kekhawatiran besar atas keputusan Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir, meskipun senjata nuklir bukan bagian dari rencana tersebut.

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan kedua negara Asia Tenggara itu sama-sama khawatir tentang konsekuensi AUKUS. Pakta keamanan trilateral ini disepakati bulan lalu antara Australia, Amerika Serikat (AS) dan Inggris

“Kami menyepakati isu terbaru di kawasan mengenai negara di dekat wilayah kami yang membeli kapal selam bertenaga nuklir baru,” kata Saifuddin dalam konferensi pers bersama, pada Senin (18/10/2021) setelah bertemu dengan Retno Marsudi melansir Guardian.

“Meskipun negara itu tidak memiliki kapasitas untuk senjata nuklir, kami khawatir dan prihatin," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Lanjutkan Rekapitulasi Suara Nasional untuk Jabar dan Maluku Hari Ini

KPU Lanjutkan Rekapitulasi Suara Nasional untuk Jabar dan Maluku Hari Ini

Nasional
Gubernur Jakarta Dipilih Lewat Pilkada, Raih Suara 50 Persen Plus Satu Dinyatakan Menang

Gubernur Jakarta Dipilih Lewat Pilkada, Raih Suara 50 Persen Plus Satu Dinyatakan Menang

Nasional
SK Penambahan Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton Segera Dirilis

SK Penambahan Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton Segera Dirilis

Nasional
Dito Mahendra Terdaftar di Perbakin, Klaim Hobi dan Koleksi Senpi

Dito Mahendra Terdaftar di Perbakin, Klaim Hobi dan Koleksi Senpi

Nasional
Golkar Dukung Hasil Pemilu yang Akan Ditetapkan KPU

Golkar Dukung Hasil Pemilu yang Akan Ditetapkan KPU

Nasional
Jokowi Dinilai Tengah Lakukan Manajemen Risiko dengan Panggil 2 Menteri PKB

Jokowi Dinilai Tengah Lakukan Manajemen Risiko dengan Panggil 2 Menteri PKB

Nasional
TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Nasional
Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Nasional
Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Nasional
TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

Nasional
KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

Nasional
Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Nasional
Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Nasional
2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com