JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 ASEAN-Australia yang digelar secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).
Pada kesempatan itu Jokowi menyampaikan kekhawatirannya akan AUKUS (Trilateral Security Partnership Australia-UK-US) dan pengembangan kapal selam nuklir Australia.
Keberadaan keduanya dinilai dapat memantik makin tingginya rivalitas di antara kedua belah pihak.
"Kita harus mampu membangun culture of conflict menjadi culture of peace, trust deficit menjadi strategic trust," kata Jokowi melalui keterangan tertulis, Rabu (27/10/2021).
Baca juga: KSAU: AUKUS Dapat Tingkatkan Ketegangan Militer dan Lomba Senjata Nuklir di Kawasan
Jokowi mengaku paham akan adanya dinamika yang sangat tinggi yang dapat mengancam stabilitas kawasan.
Namun, Indonesia tidak ingin kawasan ASEAN-Australia menjadi ajang perlombaan senjata dan power projection yang dapat mengancam stabilitas.
"Indonesia ingin semua pihak terus menghormati treaty of amity and cooperation, hukum internasional, serta norma dan nilai-nilai kawasan," ucap Jokowi.
Jokowi pun mendorong ASEAN-Australia terus membangun kepercayaan agar dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan perdamaian.
Menurut Jokowi, ASEAN memiliki kepercayaan terhadap kekuatan kerja sama dan dialog dalam mengatasi perbedaan.
Baca juga: Sikap Indonesia dalam Pakta Kerja Sama AS-Inggris-Australia (AUKUS)
Hal itulah yang membuat ASEAN dapat bertahan selama lebih dari 50 tahun dan ikut andil dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, serta kesejahteraan di kawasan.
"Dengan kekuatan ini, saya yakin tidak akan ada perdamaian dan stabilitas kawasan tanpa ASEAN," ujarnya.
Oleh karenanya, lanjut Jokowi, Indonesia berharap Australia dapat melanjutkan keterbukaannya terhadap ASEAN dan menjadi salah satu mitra dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.
"Sebagai penutup, Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap status hubungan ASEAN-Australia menjadi comprehensive strategic partnership," kata Presiden.
Baca juga: Mengenal Pakta Pertahanan AUKUS: Pertaruhan Besar Australia yang Bikin ASEAN Kecewa
Sebelumnya, Indonesia dan Malaysia telah mengungkapkan kekhawatiran besar atas keputusan Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir, meskipun senjata nuklir bukan bagian dari rencana tersebut.
Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan kedua negara Asia Tenggara itu sama-sama khawatir tentang konsekuensi AUKUS. Pakta keamanan trilateral ini disepakati bulan lalu antara Australia, Amerika Serikat (AS) dan Inggris
“Kami menyepakati isu terbaru di kawasan mengenai negara di dekat wilayah kami yang membeli kapal selam bertenaga nuklir baru,” kata Saifuddin dalam konferensi pers bersama, pada Senin (18/10/2021) setelah bertemu dengan Retno Marsudi melansir Guardian.
“Meskipun negara itu tidak memiliki kapasitas untuk senjata nuklir, kami khawatir dan prihatin," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.