JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, Presiden Joko Widodo menggelar dua kali rapat untuk membahas antisipasi dampak peningkatan mobilitas masyarakat saat libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Dalam dua kali rapat yang digelar pada Senin (25/10/2021) itu juga dibahas evaluasi terkini kondisi pandemi di Indonesia.
"Presiden dua kali ratas ya. Dalam rangka evaluasi pandemi. Pertama itu ratas sidang kabinet itu di antaranya membahas soal bagaimana mengelola, memitigasi situasi sekarang ini (pesiapan Nataru)," ujar Moeldoko dalam sesi tanya jawab live Instagram bersama CNN Indonesia, Selasa (26/10/2021).
Selain itu, ratas juga membahas tentang percepatan vaksinasi Covid-19 dan bagaimana cara menghadapi euforia yang sudah mulai berlebihan karena mobilitas manusia.
Euforia itu ada di mal, pasar, dan sebagainya yang terpantau mengalami peningkatan sangat tajam.
"Juga dibahas bagaimana menyiapkan alternatif untuk mereduksi keinginan masyarakat yang mulai abai terhadap Covid-19. Jadi mereduksi euforia," lanjut Moeldoko.
Baca juga: Perluas Cakupan, Pemerintah Bakal Sasar Vaksinasi Covid-19 ke Anak Usia 5-11 Tahun
Moeldoko mengungkapkan, satu jam berikutnya Jokowi kembali menggelar rapat yang diikuti para gubernur, bupati wali kota, dan forkopimda. Kementerian dan lembaga juga ikut dalam rapat itu.
"Presiden di situ menekankan. Satu, agar vaksin dipercepat secepat-cepatnya. Sebab, ketersediaan vaksin kita ada," kata Moeldoko.
"Hal lain yang ditekankan Presiden adalah hati-hati. Jangan sampai lagi kita memasuki situasi seperti yang lalu. Kita pernah merasakan bagaimana PPKM darurat itu tidak enak. Jangan sampai itu terjadi lagi," tegasnya.
Oleh karenanya, lanjut Moeldoko, Jokowi meminta agar ketegasan pemda dalam menghadapi situasi euforia saat ini harus benar-benar dilakukan dengan baik.
Tujuannya, agar masyarakat lebih waspada karena situasi pandemi saat ini belum selesai.
Terakhir, kata Moeldoko, Jokowi menyatakan pemerintah memang telah memikirkan bagaimana skenario untuk menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi.
"Ini sudah dipikirkan oleh pemerintah agar transisi ini bisa berjalan dengan baik dan semuanya tersiapkan dengan baik. Sehingga, kalau nanti kita harus menuju ke situasi endemi maka semuanya berjalan baik," tambah Moeldoko.
Baca juga: Vaksin Kombinasi Efektif Mencegah Covid-19, Studi Jelaskan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan, ada 19,9 juta orang yang berkeinginan melakukan mudik saat libur Nataru mendatang.
Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan pemerintah.
Menurutnya, jumlah yang tidak sedikit tersebut harus diantisipasi oleh semua provinsi, kabupaten, dan kota.
Jokowi meminta agar semua kepala daerah melakukan antisipasi atas kondisi ini.
Dia mengingatkan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, libur Nataru menyebabkan peningkatan penyebaran Covid-19 yang tidak kecil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.