JAKARTA, KOMPAS.com - Saksi bernama Ratih menuturkan, satu dari empat anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) yang digeledah polisi di rest area KM 50 Tol Jakarta-Cikampek sempat berteriak.
Menurut Ratih, ketika itu keempat anggota laskar FPI dalam posisi tiarap. Hal ini ia sampaikan dalam sidang kasus dugaan pembunuhan di luar proses hukum atau unlawful killing terhadap anggota laskar FPI.
"Yang tiarap satu orang teriak, 'jangan diapa-apain teman saya'. Itu teriak terus beberapa kali," kata Ratih, saat memberikan kesaksian secara daring dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/10/2021).
Ratih mengatakan, awalnya, seorang yang diduga polisi mengenakan celana pendek meminta keempat anggota laskar FPI itu keluar dari mobil Chevrolet berwarna abu-abu.
Polisi tersebut memegang senjata api dan menyuruh anggota laskar FPI turun dari mobil dan tiarap di rest area untuk melakukan penggeledahan.
Empat orang turun dari mobil. Sementara itu, diketahui ada enam orang di dalam mobil.
Mobil Chevrolet yang mereka bawa itu sempat menyerempet mobil polisi hingga akhirnya terjadi kejar-kejaran sampai ke rest area KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
"Ada seorang memakai celana pendek bawa pistol. Pistolnya mengetuk pintu, menyuruh keluar. 'Keluar, keluar'. Terus keluar sendiri, pintu sebelah kiri yang keluar empat orang. Satu-satu keluar, terus disuruh tiarap," ujar Ratih.
Baca juga: Sidang Lanjutan Kasus Unlawful Killing Laskar FPI, 7 Saksi Beri Kesaksian secara Virtual
Ratih mengungkapkan, peristiwa itu terjadi tengah malam. Ia menyaksikan kejadian itu sekitar lima meter dari sebuah warung makan.
Selain melihat empat orang turun dari mobil, Ratih juga melihat dua orang yang tersisa dalam mobil dalam kondisi lemas. Salah satunya disebut diseret keluar mobil.
"Ada lima yang dikeluarin katanya sudah kritis, tangannya sudah bergetar tapi tidak bisa berjalan sendiri. Yang kelima diseret, yang keenam di dalam mobil dibawa sama dua orang," tutur Ratih.
Saat penggeledahan itulah, salah satu dari empat anggota laskar FPI yang tiarap berteriak. Namun, Ratih tidak melihat jelas wajah mereka karena semuanya memakai masker.
Setelah itu, keempat anggota FPI itu dipindahkan ke mobil Daihatsu Xenia.
"Sudah beres langsung dinaikkan ke mobil. Habis itu enggak lihat lagi dikemanakan," katanya.
Baca juga: Sidang Kasus Unlawful Killing terhadap Laskar FPI, Dua Polisi Didakwa Pasal Pembunuhan-Penganiayaan
Adapun peristiwa pembunuhan itu terjadi di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek pada 7 Desember 2020. Empat anggota laskar FPI ditembak di mobil Daihatsu Xenia warna silver bernopol B-1519-UTI.
Ipda Yusmin Ohorella dan Briptu Fikri Ramadhan didakwa telah melakukan tindak pidana Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP subsidair Pasal 351 Ayat (3) KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Pasal 338 KUHP merupakan pasal tentang pembunuhan, sementara itu Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian.
Tidak ada eksepsi dari terdakwa atau tim kuasa hukum. Sementara, satu tersangka lain, Ipda Elwira Priadi Z, meninggal dunia pada 4 Januari 2021. Penyidikan terhadap dirinya pun dihentikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.