Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Sudi Silalahi, Jenderal Kepercayaan SBY Penanam Terung dan Pare

Kompas.com - 26/10/2021, 13:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUDI Silalahi meninggal pada Senin (25/10/2021) menjelang tengah malam. Dia antara lain pernah menjadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tak hanya menjadi anggota kabinet, Sudi juga adalah orang dekat SBY sejak mereka masih sama-sama menjadi taruna dan lalu aktif di militer. 

Saat Sudi menulis biografi berjudul Jenderal Batak dari Tanah Jawa pada 2011, misalnya, SBY bahkan sampai merasa harus memberi pengantar sekalipun Sudi mengaku tak hendak merepotkan dengan meminta itu. 

Baca juga: Mensesneg Era SBY, Sudi Silalahi, Tutup Usia

Seperti dikutip J Osdar lewat harian Kompas edisi 3 Oktober 2011, pengantar SBY di buku Sudi berjudul Pekerja Keras, Relijius, dan Setia.

Di situ, SBY bertutur perkenalannya dengan Sudi memutar balik waktu hingga ke 1971. 

”Waktu itu saya seorang sersan taruna, sedangkan Mas Sudi sudah berpangkat sersan mayor dua taruna, satu tingkat lebih tinggi dari pangkat saya," tulis SBY.

Tumbu oleh tutup

Sosok Sudi langsung memberi kesan tersendiri bagi SBY. Sudi sebagai senior di Akademi Militer bukannya menghukum sang yunior—hal yang disebut jamak dan membuat senior menjadi ditakuti—, alih-alih memberi nasihat. 

SBY mengenang Sudi semasa di Akademi Militer punya panggilan Pokdojid, akronim dari kelompok komando masjid.

Ada lima catatan diberikan SBY dalam pengantar di buku Sudi. Salah satunya mengungkap pengakuan SBY bahwa mereka berdua bak tumbu oleh tutup, sebuah perumpamaan dalam bahasa Jawa yang ringkasnya berarti cocok banget.

Baca juga: Partai Demokrat Berduka, Eks Mensesneg Sudi Silalahi Tutup Usia

Biografi Sudi lebih banyak bertutur tentang masa kecilnya di Simalungun, Sumatera Utara. Uniknya, Sudi lekat sekali dengan bahasa dan budaya Jawa, termasuk saat bercerita lisan tentang masa kecil yang dia ceritakan di buku itu. 

”Saya ini cah ndesa (anak desa), tukang ngarit (menyabit rumput), dan tukang angon kambing,” ujar Sudi.

Namun, ini juga bukan misteri besar bagi mereka yang menempuh pendidikan militer di Magelang, Jawa Tengah. Terlebih lagi, Sudi pun kemudian pernah menjadi Pangdam V/Brawijaya alias penguasa militer Jawa Timur pada 1999, selepas dari posisi Kasdam Jaya.

Saat menjabat Pangdam V/Brawijaya, Sudi pernah memecat 31 tentara karena beragam pelanggaran disiplin. Pada masa jabatannya pula, film Marsinah—buruh perempuan di Sidoarjo, Jawa Timur, yang mati dibunuh karena aktivitasnya membela kaum pekerja—pertama kali tayang.

Baca juga: Mengenang Marsinah, Simbol Perjuangan Kaum Buruh yang Tewas Dibunuh

Terung dan pare

Saat menjabat Mensesneg, Sudi punya "aktivitas sampingan" cukup unik, yaitu bertani terung dan pare. Dalam sebuah kesempatan, dia mempersilakan para wartawan peliput Istana untuk bertandang ke rumahnya di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. 

”Datang saja ke rumah saya. Pulangnya, Anda bisa membawa terung dan pare. Tidak pahit, sebesar lengan," ujar Sudi seperti dikutip harian Kompas edisi tayang 15 September 2011.  

Sudi Silalahi saat menjadi Menteri Sekretaris Negara. Gambar diambil pada 5 Desember 2013.KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN Sudi Silalahi saat menjadi Menteri Sekretaris Negara. Gambar diambil pada 5 Desember 2013.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com