Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasan Sadeli
Pemerhati Sejarah Maritim

Pemerhati Sejarah Maritim | Lulusan Magister Ilmu Sejarah Universitas Indonesia.

 

Semangat Persatuan, Senjata Tercanggih untuk Pertahanan Negara

Kompas.com - 26/10/2021, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal ini juga memberikan kita wawasan baru tentang definisi pertahanan terkuat suatu negara yang tidak melulu bertumpu pada kecanggihan perisai anti rudalnya, tidak tergantung jumlah kepemilikan hulu ledak nuklirnya, atau jumlah kapal induknya, kekuatan senyap kapal selamnya, atau keberadaan teknologi siluman pada jet-jet tempurnya.

Kekuatan pertahanan terpenting suatu negara, salah satunya ditentukan oleh sejauh mana ikatan persatuan rakyatnya.

Modal penting jelang tahun politik

Dalam konteks menyongsong tahun politik, semangat persatuan harus terus dinyalakan guna menghindari perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan dan egoisme kelompok.

Jangan sampai sebaran berita bohong dan ujaran kebencian kembali merajai ruang media sosial Tanah Air. Jangan sampai sesama tetangga atau kerabat tidak saling bertegur sapa hanya karena berbeda pilihan.

Susahnya memang tidak sedikit pihak yang terus menerus mempertontonkan perilaku kontraproduktif atas nama sikap kritis melalui propaganda dan narasi skeptis menyangkut pemerintahan dan kepemimpinan.

Hal ini membuat rakyat yang belum teredukasi secara matang dalam dunia politik dengan mudah ikut menyalahkan pemerintah dan bahkan ada diantaranya yang hingga kini tidak mengakui kepemimpinan yang sudah sah.

Kita boleh berbeda pilihan, namun perbedaan itu hanya terbatas pada ruang bilik suara. Di luar arena kontestasi, yang harus diperlihatkan ialah kesadaran dalam menjunjung semangat persaudaraan dan persatuan.

Sikap ini amat penting dipelihara mengingat bangsa sebesar Indonesia terlalu berharga untuk dibenturkan oleh pandangan datar yang bersumber dari egosime politik praktis.

Saya tidak sedang memposisikan dinamika yang kerap terjadi ditahun politik sebagai sesuatu yang mengancam persatuan. Karena saya percaya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang telah teruji dan memiliki kemampuan dalam melalui situasi-situasi sulit.

Kemampuan itu tidak lain karena kita adalah bangsa yang dianugerahi perasaan untuk mencintai persatuan. Persatuan itulah identitas kita sekaligus perisasi kita.

 

Jika tidak percaya, tanyakanlah pada Belanda, apa yang membekas dari upaya politik segregasinya di masa lalu, baik yang berlatar suku, agama, maupun kepentingan lainnya yang dijalankan selama ratusan tahun, yang tidak berujung pada kegagalan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com