JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kerja sama pemerintah dengan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat yaitu Merck terkait obat alternatif Covid-19 Molnupiravir sudah masuk tahap finalisasi.
Ia mengatakan, obat Molnupiravir diupayakan tiba di Indonesia pada akhir tahun ini.
"Kami sudah sampai ke tahap finalisasi dari agreement (kesepakatan) agar Indonesia bisa mengadakan tablet Molnupiravir diusahakan akhir tahun ini," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (25/10/2021).
Baca juga: Pemerintah Jajaki Molnupiravir, Proxalutamide dan AT-527 untuk Obat Covid-19
Budi mengatakan, kedatangan Molnupiravir pada akhir tahun akan mencukupi cadangan obat-obatan di dalam negeri bila terjadi gelombang ketiga Covid-19.
Selain mendatangkan obat Molnupiravir, Kemenkes menjajaki agar pabrik obat tersebut dapat dibangun di Indonesia. "Dan termasuk bahan baku obatnya," ucap dia.
Pada Senin, 18 Oktober 2021, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkes Budi berada di Amerika Serikat.
Luhut mengatakan, kunjungan ke Amerika Serikat tersebut untuk melakukan pertemuan dengan perusahaan farmasi Merck mengenai alternatif obat Covid-19 yaitu Molnupiravir.
"Saat ini saya bersama dengan Menteri Kesehatan sedang berada di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan dengan Merck mengenai obat Molnupiravir," kata Luhut dalam konferensi pers secara virtual terkait perpanjangan PPKM Level 1-4, Senin.
Baca juga: Program WHO Kemungkinan Akan Beli Obat Covid-19 Molnupiravir
Luhut mengatakan, selain Molnupiravir, saat ini terdapat obat Proxalutamide yang sedang dalam tahap uji klinis ketiga di Indonesia dan sedang berproses di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Alternatif lain adalah AT-527 yang dikembangkan oleh Roche and Athea," ujar dia.
Menurut dia, ketiga obat tersebut menunjukkan potensi menjadi obat Covid-19.
Namun, ia mengatakan, Indonesia tak ingin hanya sekadar menjadi pembeli, tetapi berharap obat tersebut dapat diproduksi di dalam negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.