JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin pembatasan masyarakat di negara-negara ASEAN atau kawasan Asia Tenggara dikurangi.
Pengurangan pembatasan diperlukan dalam rangka reaktivasi perjalanan dan pariwisata menyusul perbaikan situasi pandemi Covid-19.
"Dengan situasi Covid-19 yang semakin terkendali, pembatasan tersebut bisa dikurangi," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam ASEAN Business and Investment Summit, Senin (25/10/2021).
Baca juga: Jokowi: Kita Melihat Harapan Baru, Covid-19 di ASEAN Turun 14 Persen
Menurut catatan Organisasi Pariwisata Dunia atau UNWTO, tingkat pembatasan di kawasan Asia Tenggara merupakan yang tertinggi di dunia, yakni mencapai 82 persen.
Meski ingin ada pelonggaran, Jokowi mengatakan, protokol kesehatan tetap harus diutamakan.
"Mobilitas bisa dilonggarkan tetapi harus menjamin aman dari resiko pandemi," ujarnya.
Untuk itu, Presiden mendesak supaya ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework yang digagas Indonesia setahun yang lalu segera diimplementasikan.
Baca juga: Guru Besar Politik UPH: Pujian Profesor Singapura Kepada Jokowi Tidak Mengada-ada
Ia juga menginginkan adanya pengakuan sertifikat vaksin, termasuk interoperabilitas sistem vaksin di kawasan ASEAN.
"Pengaturan travel bagi masyarakat yang telah divaksinasi dan sehat, negatif Covid, harus dibuat. Vaccinated travel lane di kawasan," ujarnya.
Jika semua negara ASEAN memfasilitasi mobilitas masyarakat dengan aman, Jokowi yakin roda ekonomi bisa kembali bergerak.
Indonesia sendiri telah membuka secara bertahap Bali untuk safe tourism dengan protokol kesehatan yang ketat.
Pembukaan Bali dilakukan setelah tingkat vaksinasi dosis kedua di kawasan tersebut mencapai 84,8 persen.
Baca juga: Mulai Minggu Ini, Penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta Tujuan Jawa-Bali Wajib Bawa Tes PCR