JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyatakan, terdapat empat aspek yang menjadi landasan filosofis pembangunan air power atau kekuatan udara TNI AU.
"Yaitu pengendalian udara, penyerangan dari udara, pengintaian dan pengamatan udara, serta mobilitas udara," ujar Fadjar, dalam peluncuran buku Plan Bobcat, Tranformasi Menuju Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan, dikutip dari kanal YouTube Airmen TV Dispenau, Senin (25/10/2021).
Fadjar mengakui bahwa landasan filosofis air power yang dibangun TNI AU merujuk pada studi komperatif negara-negara maju di dunia.
Misalnya, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, yang umumnya memiliki kesamaan dalam merumuskan peran inti kekuatan angkatan udara ke dalam empat aspek tersebut.
Di samping itu, Fadjar juga menyoroti mengenai evolusi teori air power.
Baca juga: Pertebal Kekuatan Pertahanan Udara, KSAU Resmikan 4 Satuan Baru di Natuna
Evolusi ini membuat TNI AU harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dirgantara hingga merumuskan konsep transformasi yang ideal.
Namun, upaya untuk mengimplementasikan dua aspek tersebut juga perlu dijalankan TNI AU dengan melihat kondisi yang dihadapi.
Menurutnya, konsep transformasi air power ini memiliki arah yang sama dengan visi pembangunan negara, khususnya dengan kebijakan pertahanan Indonesia.
Misalnya, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara 2020-2024.
Merujuk aturan tersebut, Fadjar menegaskan, pembangunan wilayah pertahanan di udara dalam rangka melindungi wilayah udara nasional, termasuk menetapkan zona identifikasi dan membangun sistem identifikasi pertahanan udara Indonesia dilakukan dengan peningkatan kekuatan udara.
Dengan mengacu Perpres Nomor 8 Tahun 2021 tersebut, kata Fadjar, kebutuhan akan penyusunan konsep air power guna mengakselerasi peningkatan kekuatan udara juga semakin tinggi.
Baca juga: Kala KSAU dan Pimpinan Tertinggi AU Singapura Bertemu di Udara dengan 9 Pesawat F-16
"Sehingga dimulailah awal perumusan konsep Plan Bobcat yang disusun dengan mengacu dinamika geopolitik dan dengan mengikuti perkembangan teknologi kedirgantaraan di dunia," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.