Salah satu tokoh visioner yang banyak berperan dalam bertambahnya wilayah kedaulatan perairan Indonesia ialah Mochtar Kusumaatmadja.
Baca juga: Menengok Perpaduan Budaya Indonesia-China di Pusat Perdagangan Maritim Kuno
Melalui Deklarasi Djuanda, Indonesia memperjuangkan gagasan mengenai asas negara kepulauan dengan klaim laut diantara pulau di Indonesia menjadi laut teritorial. Dalam perjalanannya, upaya untuk memperjuangkan gagasan tersebut tidak berjalan mulus.
Setahun setelah dekalarasi tersebut, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyelenggarakan konferensi tentang hukum laut di Jenewa tanggal 24 Februari sampai 27 April 1958, dan berlanjut pada konferensi hukum laut kedua yang dilangsungkan tahun 1960.
Dua konferensi tersebut berlalu tanpa memperoleh kemajuan berarti khusunya dalam hal pengakuan gagasan tentang hak-hak negara kepulauan.
Barulah ketika konferensi hukum laut ketiga yang dilangsungkan antara tahun 1973 sampai tahun 1982, dunia internasional mengakui prinsip negara kepulauan yang telah diperjuangkan Indonesia sejak tahun 1957.
Hal ini merupakan suatu capaian gemilang, sekaligus dianggap terobosan yang sangat berani sebab tidak pernah ada negara yang melakukan itu. Keberhasilan ini tidak dapat dilepaskan dari peran sejumlah diplomat ulung Tanah Air yang kemampuannya diakui oleh dunia.
Saat peringatan UNCLOS ke-25 yang diselenggarakan di New York tahun 2007, ada dua tokoh yang menjadi pembicara yaitu Profesor Myron H Nordquist dan tokoh kebanggan Indonesia Profesor Hasyim Djalal.
I Made Andi Arsana dosen dan ahli Teknik Geodesi dari Universitas Gadjah Mada yang hadir dalam acara tersebut, mengisahkan kesaksian dari Profesor Myron Nordquist yang memuji peran orang Indonesia dalam aspek hukum laut.
“Selain orang ini (Hasyim Djalal), dulu ada orang Indonesia bernama Mochtar Kusumaatmadja, saat ia bicara di forum, semua orang bergetar,” demikian I Made Andi Arsana mengutip kesaksian Profesor Myron Nordquist.
Jelas sekali jika para diplomat kita berjasa besar dalam memperjuangkan kedaulatan dan hak berdaulat yang mutlak dimiliki oleh negara kepulauan seperti Indonesia. Tinggal sekarang bagaimana kita sebagai generasi penerus melanjutkan perjuangan besar yang telah diraih pendahulu melalui kerja keras dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.