Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasan Sadeli
Pemerhati Sejarah Maritim

Pemerhati Sejarah Maritim | Lulusan Magister Ilmu Sejarah Universitas Indonesia.

 

Luas Indonesia Bertambah, tapi Tak Ada yang Peduli...

Kompas.com - 25/10/2021, 11:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Salah satu tokoh visioner yang banyak berperan dalam bertambahnya wilayah kedaulatan perairan Indonesia ialah Mochtar Kusumaatmadja.

Baca juga: Menengok Perpaduan Budaya Indonesia-China di Pusat Perdagangan Maritim Kuno

Melalui Deklarasi Djuanda, Indonesia memperjuangkan gagasan mengenai asas negara kepulauan dengan klaim laut diantara pulau di Indonesia menjadi laut teritorial. Dalam perjalanannya, upaya untuk memperjuangkan gagasan tersebut tidak berjalan mulus.

Setahun setelah dekalarasi tersebut, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyelenggarakan konferensi tentang hukum laut di Jenewa tanggal 24 Februari sampai 27 April 1958, dan berlanjut pada konferensi hukum laut kedua yang dilangsungkan tahun 1960.

Dua konferensi tersebut berlalu tanpa memperoleh kemajuan berarti khusunya dalam hal pengakuan gagasan tentang hak-hak negara kepulauan.

Barulah ketika konferensi hukum laut ketiga yang dilangsungkan antara tahun 1973 sampai tahun 1982, dunia internasional mengakui prinsip negara kepulauan yang telah diperjuangkan Indonesia sejak tahun 1957.

Hal ini merupakan suatu capaian gemilang, sekaligus dianggap terobosan yang sangat berani sebab tidak pernah ada negara yang melakukan itu. Keberhasilan ini tidak dapat dilepaskan dari peran sejumlah diplomat ulung Tanah Air yang kemampuannya diakui oleh dunia.

Saat peringatan UNCLOS ke-25 yang diselenggarakan di New York tahun 2007, ada dua tokoh yang menjadi pembicara yaitu Profesor Myron H Nordquist dan tokoh kebanggan Indonesia Profesor Hasyim Djalal.

I Made Andi Arsana dosen dan ahli Teknik Geodesi dari Universitas Gadjah Mada yang hadir dalam acara tersebut, mengisahkan kesaksian dari Profesor Myron Nordquist yang memuji peran orang Indonesia dalam aspek hukum laut.

“Selain orang ini (Hasyim Djalal), dulu ada orang Indonesia bernama Mochtar Kusumaatmadja, saat ia bicara di forum, semua orang bergetar,” demikian I Made Andi Arsana mengutip kesaksian Profesor Myron Nordquist.

Jelas sekali jika para diplomat kita berjasa besar dalam memperjuangkan kedaulatan dan hak berdaulat yang mutlak dimiliki oleh negara kepulauan seperti Indonesia. Tinggal sekarang bagaimana kita sebagai generasi penerus melanjutkan perjuangan besar yang telah diraih pendahulu melalui kerja keras dalam menjaga kedaulatan NKRI. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com