JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto salah sasaran jika menilai Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak mengambil keputusan meski banyak mengadakan rapat di era pemerintahannya.
Menurut dia, berdasarkan keterangan Jusuf Kalla yang merupakan Wakil Presiden pemerintahan SBY justru sebaliknya.
"Entahlah jika itu dimaksudkan kepada Presiden terdahulu sebelum Pak SBY," kata Kamhar dalam keterangannya, Jumat (22/10/2021).
Baca juga: Polemik Kader Celeng di PDI-P, Puti Guntur Soekarno: Dalam Politik Selalu Ada Dinamika
"Merujuk pada testimoni Pak JK (Kalla) yang pernah menjadi Wakil Presiden Pak SBY dan juga pernah menjadi Wapres Pak Jokowi bahwa di zaman SBY lebih ringkas, lebih terarah, dan lebih cepat dalam mengambil keputusan," tambah dia.
Klaim Kamhar, wajar jika kepemimpinan SBY lebih efektif dan cepat dalam pengambilan keputusan.
Hal ini, kata dia, lantaran rekam jejak SBY sudah terbiasa terlatih menjadi pemimpin, termasuk ketika menjadi Taruna di Akademi Militer Magelang.
"Saat bertugas di Militer pun Pak SBY memiliki pengalaman kepemimpinan yang komplit, mulai dari operasi militer, memimpin teritorial sebagai Danrem sampai Pangdam," ujarnya.
Tak sampai situ, Kamhar juga menyebut SBY memiliki latar belakang pendidikan di Master of Art dari Management Webster University AS dan Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Atas penilaian-penilaian itu, Kamhar berpandangan bahwa SBY memiliki kepemimpinan, kemampuan pengambilan keputusan, kecepatan dan kualitas keputusan di atas rata-rata.
"Dan ini telah dibuktikan dengan 10 tahun kepemimpinannya telah menghantarkan Indonesia pada banyak capaian dan kemajuan," ucapnya.
Atas hal itu, Kamhar menganggap Hasto tidak tahu realita yang terjadi selama masa pemerintahan SBY.
Bahkan, ia menyebut Hasto hidup di alam mimpi karena tidak tahu realita tersebut.
"Mungkin Hasto sebelum pemerintahan Pak Jokowi hanya hidup di alam mimpi, tak mengenal realita," kata dia.
"Karenanya mengutip dan memodifikasi yang lagi viral dan kekinian di media sosial 'Hei Hasto, Bangun, ko tidor terlalu miring, bangun. Nanti ko pe otak juga ikutan miring," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Hasto memuji kepemimpinan Presiden Jokowi dalam penanganan Covid-19 yang dinilainya berbeda dengan pemerintahan sebelumnya.
Baca juga: Puji Jokowi soal Penanganan Pandemi, PDI-P: Pemerintahan Sebelumnya Terlalu Banyak Rapat
"Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, yang terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas. Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan," kata Hasto dalam siaran pers, Kamis (21/10/2021).
Menurut Hasto, setiap mengadakan rapat, Jokowi selalu mengambil keputusan yang dapat dijabarkan dalam perspektif koordinasi antara pusat dan daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.