Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Nilai 2021 Momentum Kebangkitan Ekonomi Syariah, Ini Alasannya

Kompas.com - 22/10/2021, 12:29 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai, 2021 merupakan tahun yang baik bagi pesantren serta ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf di acara Peringatan Hari Santri Nasional 2021, dan Peluncuran Logo Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), di Istana Kepresidenan, Jumat (22/10/2021).

"Kita melihat bahwa tahun ini merupakan momentum kebangkitan, baik bagi pesantren maupun ekonomi dan keuangan syariah Indonesia," kata Ma'ruf.

Baca juga: Wapres Berharap Potensi Ekonomi dan Keuangan Syariah Dioptimalkan dengan Baik

Ma'ruf mengatakan, dalam perjuangan bangsa menanggulangi pandemi Covid-19, kaum santri berperan dalam memberikan teladan dan keyakinan kepada masyarakat.

Utamanya tentang pentingnya disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi sebagai kunci utama mengatasi pandemi Covid-19.

"Semangat dan keteladanan inilah yang menjadi esensi dari tema Santri Siaga Jiwa Raga," kata dia.

Sementara itu, ujar Ma'ruf, sejak tahun 2020 perkembangan ekonomi syariah terlihat cukup menggembirakan.

Baca juga: Tahun Kedua Maruf Amin Jadi Wapres, Ketidakpuasan Publik dan Upaya Memperbaikinya

Bahkan saat ini, kata dia, ekonomi syariah tidak lagi sekedar menjadi pilihan bagi komunitas muslim saja.

"Ekonomi syariah telah menjadi salah satu penopang kekuatan ekonomi nasional," kata dia.

Potensi industri keuangan syariah nasional juga disebutkannya tak kalah besar.

Hal tersebut seiring dengan kemajuan sektor industri produk halal yang terus memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional termasuk selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Jokowi: Indonesia Harus Jadi Pusat Gravitasi Ekonomi Syariah Dunia

Menurut laporan Islamic Finance Development Indicators (IFDI) 2020, kata dia, Indonesia masuk lima besar dari 135 negara berdasarkan nilai asetnya yang mencapai 3 miliar dollar AS.

Nilai tersebut berada di bawah Arab Saudi (17 miliar USD), Iran (14 miliar dollar AS), Malaysia (10 miliar dollar AS), dan Uni Emirat Arab (3 miliar dollar AS).

"Kita meyakini posisi Indonesia masih sangat mungkin untuk meningkat lagi, bahkan menjadi pemain kunci industri keuangan syariah dunia," kata dia.

Menurut dia, komitmen untuk memperkuat pembangunan ekonomi syariah di Indonesia perlu terus digaungkan.

"Kita teguhkan dengan kaum santri sebagai bagian penting dari Masyarakat Ekonomi Syariah," ucap Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com