Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR: Santri Harus Jadi Pelopor Penanggulangan Covid-19

Kompas.com - 22/10/2021, 11:36 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Puan Maharani berharap para santri menjadi pelopor penerapan protokol pencegahan virus Corona dan program vaksinasi Covid-19.

Hal ini disampaikan Puan dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh setiap 22 Oktober.

"Santri dan pesantren harus terus menjadi pelopor dalam penanggulangan Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan dan ikut serta dalam program vaksinasi, serta pendampingan kepada masyarakat,” kata Puan, melalui keterangan pers, Jumat (22/10/2021).

Baca juga: Hari Santri Jadi Momentum Memupuk Semangat Nasionalisme dan Cinta Tanah Air

Puan mengatakan, santri memiliki peran dan berkontribusi bagi Indonesia sejak era perjuangan kemerdekaan. Oleh sebab itu, peran santri bagi negara harus dipertahankan.

Ia menuturkan, penetapan Hari Santri tak bisa dilepaskan dari perjuangan santri untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Semangat resolusi jihad oleh para ulama atau kiai pada 22 Oktober 1945 yang dijadikan dasar penetapan Hari Santri Nasional harus terus digelorakan.

"Pesantren sebagai tempat menempa ilmu harus menjaga warisan para ulama dan kiai yang dulu mencetuskan resolusi jihad melawan penjajah sebagai benteng NKRI,” tuturnya.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) ini mengingatkan, sejarah mencatat perjuangan santri atas berdirinya Indonesia.

Puan menyebutkan, Proklamator RI Soekarno-Hatta banyak mendapat bantuan dari para ulama di masa kemerdekaan.

“Bung Karno sendiri juga banyak belajar dengan para ulama dan kiai seperti KH Hasyim Asy'ari. Beliau belajar dan berdiskusi tentang ilmu agama, juga ilmu kenegaraan,” kata Puan.

Baca juga: Wapres: Kebangkitan Ekonomi Pesantren Harus Dimulai dari Santri

Puan berharap semangat perjuangan para santri terdahulu menjadi motivasi bagi santri-santri masa kini dalam memperjuangkan kemajuan Indonesia.

Ia mengatakan, banyak tokoh besar nasional yang lahir dari pendidikan pesantren. Oleh karenanya, santri dinilai memiliki peran besar di kehidupan masyarakat, termasuk sektor perekonomian rakyat.

Di sisi lain, ia berharap santri-santri milenial atau muda bisa melahirkan berbagai program dan pendampingan untuk membantu terciptanya kesejahteraan masyarakat.

“Pesantren harus beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan unsur khas dan nilai-nilai tradisionalnya. Saya percaya dari pesantren akan lahir putra putri terbaik bangsa yang akan membawa Indonesia semakin maju,” ungkap Puan.

Baca juga: Hari Santri, Wapres Harap Pesantren Terus Cetak Ulama yang Ikuti Perkembangan Zaman

Hari Santri Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, diteken Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober.

Penetapan itu terkait dengan peranan para santri dalam melawan Belanda saat agresi militer kedua. Salah satu momen penting yang melandasi pencanangan Hari Santri yakni saat Hasyim Asy’ari mendeklarasikan resolusi jihad yang mewajibkan seluruh umat Islam melawan penjajah.

Itu sebabnya Hari Santri tidak merujuk pada kelompok atau pihak tertentu, melainkan pada seluruh umat Islam yang mengedepankan komitmen yang sama, yakni untuk menjaga keutuhan bangsa.

Pada tanggal tersebut, fatwa yang disebut sebagai Resolusi Jihad diumumkan Kiai Hasyim Asy’ari. Fatwa itu berisikan seruan agar para pejuang memerangi Belanda dan setiap pejuang yang gugur berada dalam keadaan mati syahid.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com