Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Kader Terjerat Kasus Korupsi, Golkar Diminta Tempatkan Orang Berintegritas di Posisi Strategis

Kompas.com - 21/10/2021, 17:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mendorong Partai Golkar untuk menempatkan kader-kader berintegritas di jabatan yang strategis dan penting.

Hal ini disampaikan Pangi merespons adanya empat kader Partai Golkar yang terjerat kasus dugaan korupsi dalam beberapa waktu terakhir.

"Langkah yang perlu dilakukan Golkar adalah, pertama, memastikan kader-kader yang mengisi pos-pos strategis dan posisi penting, harus dipastikan integritasnya karena rawan tersandera kasus korupsi karena posisinya tersebut," kata Pangi saat dihubungi, Kamis (21/10/2021).

Pangi melanjutkan, Golkar juga mesti selalu mengingatkan kader-kadernya agar menjauhi praktik-praktik korup.

Ia mengatakan, kader-kader yang ditempatkan di poisisi strategis juga mesti memiliki kemampuan menahan diri agar tidak terjebak pada praktik korup.

Baca juga: Pengamat: Kasus Korupsi 4 Kader Golkar Tak Pengaruhi Elektabilitas, Publik Cepat Lupa

"Banyak kader Golkar selama ini berhasil dan tidak kena jebakan batman walaupun memegang jabatan penting dan strategis. Godaan politik itu sederhana, kemampuan menahan diri," kata Pangi.

Ia menuturkan, dua hal itu mesti diperhatikan agar Golkar dapat menjaga citra dan sentimen publik, sehingga partai berlambang pohon beringin itu tidak dipersepsikan sebagai partai yang korup.

Namun, menurut Pangi, kasus-kasus korupsi yang menimpa kader Golkar tidak akan berdampak signifikan terhadap elektabilitas Partai Golkar.

Sebab, Golkar merupakan partai yang tidak bergantung pada sosok dan figur seseorang, tetapi bertumpu pada mesin politik yang tumbuh secara merata.

"Kita dari dulu sudah perhatikan pola empirisnya. Ketika banyak elite petinggi Golkar tersandung kasus korupsi, saya perhatikan tetap elektabilitas partainya stabil dan tidak ada tsunami elektoral Golkar, enggak turun tapi tetap stagnan dan stabil elektabilitasnya," ujar Pangi.

Di sisi lain, Pangi berpandangan, selama ini Golkar memang tidak pernah membawa narasi sebagai partai yang bersih dan antikorupsi, melainkan fokus sebagai partai penguasa yang membantu pemerintah dalam pembangunan.

Baca juga: Dua Tahun Jokowi-Maruf, Golkar Ingkatkan Pemulihan Kemiskinan Ekstrem Pasca-Pandemi

"Golkar tetap harus membangun citra partai yang bersih, namun Golkar dari dulu enggak mau masuk ke narasi itu. Enggak pernah tuh kita dengar kader Golkar menarasikan pemberatasan korupsi, karena partai ini menyadari enggak kuat masuk ke narasi tersebut," ujar dia.

Pangi pun tidak memungkiri, preferensi politik pemilih Indonesia cenderung transaksional dan pragmatis, sehingga kasus korupsi yang menimpa kader sebuah partai tidak berpengaruh besar terhadap elektabilitas partai itu.

"Rakyat hanya berfikir pragmatis, apa yang mereka rasakan dari eksistensi partai tersebut," kata dia.

Diketahui, terdapat empat kader Golkar yang terjerat kasus korupsi dalam kurun waktu satu bulan terakhir yakni Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, mantan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noeridn, dan Bupati Kuantan Singingi Andi Putra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com