Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun Jokowi-Ma'ruf, Vaksinasi Covid-19 dan Harapan Menuju Endemi

Kompas.com - 21/10/2021, 16:55 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Pemerintah bekerja sama dengan empat perguruan tinggi dan dua lembaga untuk mewujudkan Vaksin Merah Putih. Keempat perguruan tinggi itu yakni Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kemudian, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair berbasis platform inactivated virus atau virus yang dilemahkan.

Adapun, untuk produksi vaksin tersebut Unair menjalin kerja sama dengan perusahaan farmasi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.

Baca juga: Kemenkes Sebut Produksi Vaksin Merah Putih agar RI Tak Bergantung pada Impor

Sementara itu, Lembaga Eijkman mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform protein rekombinan yang prosesnya lebih rumit dibandingkan dengan vaksin konvensional. Eijkman bekerja sama dengan PT Bio Farma dalam mengembangkan vaksin tersebut.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menargetkan, produksi Vaksin Merah Putih dapat dimulai pada April 2022.

"Ditargetkan nanti Maret 2022, terutama vaksin BUMN yang dikembangkan oleh Bio Farma itu sudah mendapatkan EUA dari Badan POM. Sehingga April 2022 kita boleh produksi," kata Honesti, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI, di DPR, Rabu (7/7/2021).

Menurut Honesti, Vaksin Merah Putih kini masih dalam proses tahapan uji pra klinis. Hal ini berarti Vaksin Merah Putih juga masih harus melalui tahapan uji klinis.

"Terkait Vaksin Merah Putih, kita masih berproses, tahapan dari Vaksin Merah Putih itu sekarang masih dalam tahapan uji pra klinik. Kita masih akan melalui beberapa tahapan uji klinis," ucapnya.

Ketimpangan vaksinasi Covid-19

Pada Agustus 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir dengan distribusi vaksin di Indonesia yang didasarkan pada pertimbangan kewilayahan.

Penasehat senior untuk WHO Diah Saminarsih mengatakan, pertimbangan tersebut dapat menimbulkan ketimpangan vaksinasi antardaerah.

Ia juga mengatakan, kebijakan distribusi vaksin berbasis kewilayahan tersebut tidak sesuai dengan anjuran WHO, yang mendorong setiap negara menentukan target vaksinasi berdasarkan kelompok populasi.

Diah mengatakan, domisili semestinya tidak menentukan akses seseorang terhadap vaksin, terutama yang masuk kelompok rentan.

"Terlepas di mana mereka tinggal, apakah di Jakarta atau Sumatera Barat. Kalau masuk kelompok populasi tertentu, mereka bisa jadi prioritas. Dengan prinsip ini, pembagian vaksin akan sangat berbeda," ujar Diah saat dihubungi dari Jakarta.

Baca juga: WHO Khawatir Ketimpangan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Terus Terjadi

Dalam periode tersebut, data Kemenkes menunjukkan, vaksinasi dosis kedua di DKI Jakarta lebih tinggi dibandingkan capaian vaksinasi daerah lain. Capaian vaksinasi DKI saat itu, sudah mencapai 57,41 persen untuk dosis kedua.

Sementara itu, beberapa pemerintah daerah mengeluhkan kekurangan stok vaksin di daerah mereka seperti di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Menanggapi langkanya stok vaksin di sejumlah daerah, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, fokus vaksinasi Covid-19 saat ini adalah 50 persen Jawa-Bali.

"Karena tingginya laju penularan di sana, sisanya dibagi ke non-Jawa dan Bali," kata Nadia.

Nadia juga mengungkapkan, vaksinasi yang dilakukan berdasarkan jumlah vaksin yang diterima dari produsen luar negeri sampai Desember 2021.

Dengan demikian, semua daerah tidak bisa mendapatkan vaksin pada waktu bersamaan.

Vaksin booster untuk tenaga kesehatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com