JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Santri Nasional merupakan momentum bagi para santri, ulama, dan pemimpin bangsa untuk memupuk semangat nasionalisme serta cinta Tanah Air.
Hal ini disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam acara peringatan Hari Santri Nasional 2021 secara daring, Rabu (20/10/2021).
"Peringatan Hari Santri Nasional merupakan momentum bagi para santri, ulama, dan pemimpin bangsa Indonesia untuk kembali memupuk semangat nasionalisme, semangat kebangsaan, dan semangat cinta tanah air, sebagaimana yang telah dilakukan para pendahulu bangsa," kata Ma'ruf.
Baca juga: Hari Santri Nasional di Tengah Pandemi Covid-19, Pesantren dan Santri Harus Bangkit
Menurut Ma'ruf, semangat kebangsaan dan cinta Tanah Air akan menumbuhkan rasa persatuan.
Selain itu, meminimalisasi tumbuhnya sifat eksklusivisme, intoleransi dan radikalisme di Indonesia.
Ma'ruf juga menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai saling menghargai, membantu dan menjaga, serta menguatkan solidaritas sosial.
"Kesungguhan dalam membangun bangsa seperti ini harus ditunjukkan dan dibuktikan oleh semua komponen bangsa, tidak hanya oleh para pemimpin bangsa namun juga pada setiap diri anak bangsa, termasuk para santri pondok pesantren," ujar Ma'ruf.
Baca juga: Wapres Harap Pesantren Jadi Wadah Pengembangan Ekonomi Syariah
Ia menuturkan, kemerdekaan yang diraih Indonesia 76 tahun lalu tidak terlepas dari peran pesantren.
Para ulama dan santri pada masa perjuangan telah membangun jaringan di tingkat lokal maupun internasional.
Bahkan setelah kemerdekaan, kata Ma'ruf, pesantren di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan pesat hingga saat ini telah berjumlah lebih dari 34.000 pesantren.
"Perubahan pola kehidupan sosial masyarakat, adanya reformasi pendidikan, dan terjadinya era disrupsi, telah menuntut pesantren untuk terus melakukan penyesuaian dan perubahan dengan tetap menjaga citra eksistensinya," ucap dia.
Hari Santri Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, diteken Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober.
Baca juga: Ketum PBNU: Hari Santri Bukti Penghargaan Negara Terhadap Jasa Ulama
Penetapan itu terkait dengan peranan para santri dalam melawan Belanda saat agresi militer kedua. Salah satu momen penting yang melandasi pencanangan Hari Santri adalah saat Hasyim Asy’ari mendeklarasikan resolusi jihad yang mewajibkan seluruh umat Islam melawan penjajah.
Itu sebabnya Hari Santri tidak merujuk pada kelompok atau pihak tertentu, melainkan pada seluruh umat Islam yang mengedepankan komitmen yang sama, yakni untuk menjaga keutuhan bangsa.
Pada tanggal tersebut, fatwa yang disebut sebagai Resolusi Jihad diumumkan Kiai Hasyim Asy’ari. Fatwa itu berisikan seruan agar para pejuang memerangi Belanda dan setiap pejuang yang gugur berada dalam keadaan mati syahid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.